Sebanyak 241 siswa dan 30 guru pendamping dari SMPN 2 Beji, Kota Pasuruan, antusias mengikuti kegiatan belajar tentang pemilahan dan pengolahan sampah di Kampung Edukasi Sampah di Sekardangan, Kabupaten Sidoarjo.
Kepala SMPN 2 Beji Warnoto di Sidoarjo, Rabu, mengatakan kegiatan ini bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dirancang oleh Kemendikbudristek dalam Kurikulum Merdeka.
"Program ini bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila, mencakup nilai-nilai gotong royong, kemandirian, dan kesadaran lingkungan," ujarnya.
Ia mengemukakan kegiatan ini memberikan pendidikan langsung kepada pelajar tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan.
"Dengan kegiatan ini, para siswa bisa mengambil karena sampah apabila tidak dikelola maka akan menjadi malapetaka, namun sebaiknya justru akan menjadi manfaat," katanya.
Salah satu siswa, Sekar Arum Mareta, mengaku senang bisa mengenali tentang sampah dan belajar mengelola sampah dengan metode komposter Takakura, komposter aerob, dan sumur resapan.
"Selain itu, kami juga dikenalkan dengan pemanfaatan sumber daya alam, seperti penggunaan panel surya sebagai energi listrik dan pengolahan air selokan dalam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk penyiraman tanaman," ujarnya.
Ketua RT23/RW07 Kelurahan Sekardangan Hery Sugiono menekankan pentingnya kegiatan ini.
"Pelajar yang terlibat dalam kegiatan ini nantinya akan mampu mengembangkan kebiasaan positif seperti pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, daur ulang, dan pengomposan. Kebiasaan ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan turut membawa perubahan positif di lingkungan sekitar, mendukung aspek kemandirian dan tanggung jawab," katanya.
Pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah, Edi Priyanto, menjelaskan Kampung Edukasi Sampah menawarkan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, kimia, teknologi, dan seni.
"Hal ini membantu pelajar melihat keterkaitan antara berbagai bidang ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan nyata, memperkuat kompetensi mereka secara holistik," ucapnya.
Ia mengatakan pelajar akan belajar mengenai aspek ekonomi dari pengelolaan sampah, seperti daur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dijual atau digunakan kembali, memberikan wawasan tentang ekonomi sirkular serta kemandirian ekonomi.
"Keterlibatan dalam praktik pengelolaan sampah ini juga menumbuhkan rasa kepedulian dan empati terhadap lingkungan sekitar, yang merupakan dasar penting bagi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila," tuturnya.