Jakarta (ANTARA) -
Baca juga: Gubernur Khofifah tetapkan tarif ojek dan taksi daring per 10 Juli 2023
Firdaus menjelaskan kasus tersebut telah terjadi aksi penipuan terhadap sebanyak 12 orang dan total kerugian sebesar Rp764 juta.
"Modus operandi yang digunakan oleh tersangka, yaitu AS selaku marketing PT Deka Reset dan SEK (DPO) selaku Direktur/Pemilik PT Deka Reset adalah mempromosikan mobil-mobil bekas (eks taksi) melalui berbagai portal media sosial dengan cara menawarkan harga murah dan fitur modifikasi yang menarik," katanya.
Setelah korban tertarik dan mengirimkan sejumlah uang ke rekening PT Deka Reset, ternyata mobil yang dijanjikan tidak pernah diberikan kepada korban. "Dana yang diterima dari korban diduga digunakan untuk kepentingan pribadi para tersangka," kata
Firdaus.
Kemudian pada 22 Mei 2024, Polres Metro Bekasi Kota berhasil menangkap tersangka AS di tempat kost-an di Jakarta Barat.
"Sementara SEK masih berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO). Tersangka AS dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media, PT Deka Reset beralamat di Jalan Jati Kramat No 198 RT 004/RW 007, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dari pantauan media sosial, PT Deka Reset menawarkan mobil bekas perusahaan taksi yang dapat dibeli dengan keadaan apa adanya ataupun dengan kondisi sudah dimodifikasi dengan dibanderol mulai Rp30juta hingga Rp80juta.