Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun mendata ratusan warga terdampak banjir akibat guyuran hujan deras sejak Sabtu (9/3) pagi hingga Minggu dini hari hingga membuat Sungai Bengawan Madiun meluap.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Madiun Kukuh Yoso Kuncoro mengatakan pantauan BPBD, banjir menggenang di beberapa desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Madiun. Meliputi Kecamatan Balerejo, Pilangkeceng, Saradan, Wonoasri, Wungu, dan Madiun.
"Sejumlah warga kami evakuasi dengan perahu karet ke tempat yang lebih aman," ujar Kukuh Yoso Kuncoro kepada wartawan di Madiun, Minggu.
Menurut dia, air Sungai Jerohan yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun mulai meluap di jalan desa pada Minggu pagi. Menjelang siang, debit air bertambah hingga memasuki rumah dengan ketinggian bervariasi mulai dari 30-50 sentimeter.
BPBD bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Tagana, TNI, dan Polri mengevakuasi warga yang terdampak ke posko penanganan bencana, terutama para lansia dan balita.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun Agung Budiarso menambahkan ketinggian air di beberapa titik bisa mencapai sekitar 1 meter. Utamanya di rumah warga yang letaknya lebih rendah dari jalan.
"Data sementara ada sekitar 209 warga terdampak banjir yang dievakuasi ke posko bencana. Semoga air segera surut," katanya.
Dinas Sosial Kabupaten Madiun juga mempersiapkan dapur umum untuk kebutuhan logistik warga terdampak dan petugas penanganan bencana banjir.
Dinas Sosial dan BPBD meminta warga untuk tetap waspada dengan banjir yang masih rawan terjadi, mengingat curah hujan sesuai laporan BMKG masih cukup tinggi.
Berdasarkan pantauan ANTARA, banjir akibat luapan Bengawan Madiun dan anak sungainya juga melanda beberapa dusun di Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, serta Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan.
BPBD setempat terus berupaya menangani bencana tersebut dengan mengevakuasi warga terdampak yang rumahnya terendam air ke tempat aman hingga pendirian posko bencana.