Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro merancang membangun penampung air dengan pelapis "geomembrane" di daerah setempat, sebagai usaha untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi warganya pada setiap musim kemarau. "Kita masih menghitung, berapa banyak jumlah penampung 'geomembran' yang harus dibangun untuk mengatasi kekeringan di Bojonegoro," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto di Bojonegoro, Sabtu. Ia menjelaskan, sebagai percontohan direncanakan dibangun sebuah penampung air "geomembrane" di Desa Sumberwungu, Kecamatan Kedungadem. Geomembrane dengan luas 30 x 50 meter, berkapasitas sekitar 60 ribu meter kubik. Direncanakan November ini penampung air geomembrane tersebut mulai dikerjakan secara swakelola, dan diperkirakan membutuhkan biaya Rp75 juta. Menurut dia, dipilihnya lokasi Desa Sumberwungu sebagai percontohan, sebab di daerah setempat tergolong daerah yang selalu mengalami kekeringan setiap kemarau. Selain tidak ada aliran sungai, juga di daerah setempat sumur bor yang dibangun tidak mampu menemukan sumber air. "Air yang ditampung di penampung air geomembrane, merupakan air hujan," ucapnya, menjelaskan. Debit air itu, jelasnya, diperhitungkan mampu mencukupi kebutuhan air warga satu dusun dengan jumlah 425 jiwa, selama lima bulan. "Dengan adanya satu penampung air geomembrane selama kemarau warga satu dusun bisa memanfaatkan air yang ada tampungan itu," paparnya, menjelaskan. Termasuk, lanjutnya, air untuk kebutuhan mandi, minum ternak, tidak untuk kebutuhan pertanian. Namun, menurut dia, pemanfaatan air di penampung geomembrane tersebut tetap melalui proses penjernihan dengan teknologi sederhana. "Dengan adanya penampung air geomembrane ini kesulitan air bersih yang terjadi di Bojonegoro bisa teratasi," ucapnya, menambahkan. Pada kemarau 2009, kesulitan air bersih dialami 21.400 kepala keluarga (KK) atau 68.721 jiwa yang tersebar di 67 desa di 16 kecamatan. Sedangkan pada kemarau 2011 ini, sedikitnya 16.785 kepala keluarga (KK) atau 63.379 jiwa di 49 desa yang tersebar di 17 kecamatan mengalami kesulitan air bersih. Bambang mengungkapkan, gagasan dibangunnya penampung air geomembrane ini, mengadopsi daerah lainnya di Indonesia yang mengalami kekeringan. Ternyata dengan dibangunnya penampung geomembrane, mampu mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga. "Setelah ini pada tahun anggaran 2012, pembangunan geombrane akan terus dikembangkan di Bojonegoro," tuturnya.(*)
Berita Terkait

Persoalan ekonomi dominasi perceraian di Bojonegoro
14 April 2025 16:03

124 rumah di Bojonegoro tergenang air Sungai Bengawan Solo
26 Februari 2025 20:11

BPBD Bojonegoro sebut air Bengawan Solo siaga merah
26 Februari 2025 18:08

Enam desa di Bojonegoro terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo
22 Januari 2025 16:13

Kurang komunikasi, Kesatria kalah dari Satria Muda
18 Januari 2025 05:31

IBL 2025: Dua laga panas tersaji di tengah pekan kedua
17 Januari 2025 14:33

Jelang IBL 2025, laga uji coba Kesatria menang lawan Bali United 82-73
23 Desember 2024 04:27

Lahan pertanian terdampak luapan Sungai Bengawan Solo
18 Desember 2024 19:36