Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Robo Marine Indonesia (RMI) dan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) kembali meluncurkan inovasi teknologi autonomous pada produk kapal tak berawak guna menunjang berbagai aspek di sektor perairan Indonesia.
"Kapal bernama Autonomous Modular Unmanned Surface Vehicle (USV) Hidrooseanografi berfungsi untuk memetakan kondisi lautan di Indonesia," kata Ketua Pelaksana Penelitian dari ITS, Dr Rudy Dikairono, S.T., M.T., di Surabaya, Rabu.
Dia mengatakan bahwa kapal autonomous yang diluncurkan bersama tim mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tersebut telah dilengkapi dengan sistem perencanaan jalur penginderaan multi-rintangan.
"Dilengkapinya laser dan kamera memungkinkan kapal ini untuk mendeteksi objek dan memetakan lingkungan secara real-time," ujarnya.
Dosen Departemen Teknik Elektro tersebut menambahkan teknologi kapal autonomous itu akan berfokus pada daerah sekitar pantai. Rudy mengungkapkan jika daerah pesisir pantai ini lebih sulit dijangkau oleh kapal survei besar, karena daerahnya yang cenderung dangkal dan bergelombang.
"Hal tersebut yang akan menjadi pasar kita nantinya, kapal yang bisa menjangkau area dangkal seperti area pantai," ucapnya.
Selain itu, kata Rudy, dengan digandengnya STTAL, produk inovasi ini nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Kepala program studi (Prodi) S-1 Teknik Elektro di STTAL, Suprayitno S.Si., M.M.T., mengemukakan sistem kerja autonomous dari kapal ini sangat memungkinkan untuk diterapkan pada berbagai macam alat militer pengamanan laut.
Kapal ini berpotensi untuk dijalankan oleh Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) sebagai satu-satunya instansi TNI AL yang bertugas memberikan data mengenai kondisi perairan di Indonesia.
"Dengan fungsinya terkait oseanografi, tentunya alat-alat ini dapat membantu kerja dari Pushidrosal," ujar lelaki yang kerap disapa Prayit tersebut.
Kapal autonomous ini diharapkan dapat menjadi produk komersial melalui pasar industri RMI dan pasar pertahanan STTAL.
"Kita sudah banyak melakukan pengembangan teknologi, untuk sampai menjadi sebuah produk ini akan terus kita upayakan," ucap Rudy yang juga pembimbing tim robotika Barunastra dan Bayucaraka ITS.