Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi dengan melakukan modernisasi pelayanan kesehatan di semua layanan kesehatan masyarakat yang ada di wilayah itu.
"Ini kami lakukan, karena berdasarkan data, angka kematian ibu melahirkan dan bayi di kabupaten ini masih tinggi," kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan Achmad Faisol di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan pada tahun 2022, tercatat ada 30 kasus kematian ibu di Kabupaten Pamekasan dengan 53 kematian bayi. Sementara hingga semester 3 tahun ini, tercatat ada 10 kematian ibu, dan jumlah kematian bayi saat melahirkan sebanyak 24 kasus.
"Angka ini bukan angka yang rendah. Karena itu, perlu upaya serius untuk menekan kasus ini di bidang layanan kesehatan di berbagai tingkatan, baik di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten," katanya.
Modernisasi pelayanan, dan sistem penanganan pelayanan cepat merupakan upaya yang harus dilakukan petugas medis di Pamekasan, baik oleh bidang, perawat maupun dokter dengan dukungan alat yang memadai.
Sekda lebih lanjut mengatakan ada beberapa penyebab yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pamekasan, di antaranya pendarahan 30 persen, preeklamsia 22 persen dan anemia sebanyak 11 persen.
Pendarahan umumnya terjadi disebabkan oleh embrio yang menempel pada dinding rahim. Sedangkan preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah serta protein yang berlebihan dalam urine. Kondisi ini kerap terjadi setelah usia kehamilan menginjak 20 minggu.
Baca juga: Pemkab Pamekasan sediakan ADM untuk mempermudah layanan kependudukan
Salah satu pemicu terbesar dari preeklamsia adalah usia ibu hamil yang lebih dari 40 tahun atau di bawah 20 tahun. Apabila tidak segera ditangani, preeklamsia dapat menjadi kondisi yang serius.
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang cukup serius, yaitu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat disertai adanya protein di dalam urine. Kondisi ini diduga dipicu oleh plasenta janin yang tidak berfungsi atau berkembang dengan baik. Sementara pada amenia, karena kekurangan sel darah merah.
"Analisa para petugas medis pada rapat koordinasi yang digelar beberapa waktu lalu menyebutkan ternyata sebagian faktor dari kematian ibu dan anak itu adalah terlambat, terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk, dan terlambat penanganan," kata Faisol.
Karena itu, modernisasi pelayanan yang salah satunya bisa dilakukan dengan memanfaatkan dunia digital perlu dilakukan, semisal menyediakan konsultasi digital bagi ibu hamil.
"Pelibatan tim dan unsur yang beragam memerlukan semangat kebersamaan yang lebih tinggi, dan ego sektoral yang lebih rendah. Selanjutnya, perlu dibangun sinergi antar-pelaku dan modernisasi sistem yang membuat pelayanan lebih cepat, hemat, ramah, dan bermanfaat," ujar Faisol.
Dia mengatakan Pemkab Pamekasan memiliki banyak fasilitas yang dapat mendukung program untuk meminimalisasi angka kematian ibu dan bayi tersebut. di antaranya fasilitas mobil sigap, program Pamekasan call care (PCC), hingga puskesmas pembantu yang ada di desa-desa.
"Ini perlu kerja sama seluruh unsur, bahasa yang sangat sederhana adalah sinergi antar-kita semua. Sinergi ini sangat penting," katanya.
Selain modernisasi pelayanan, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah pelayanan dasar di tingkat desa, sehingga ibu hamil di pelosok desa memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan, selain pentingnya memberikan pendidikan kesehatan bagi calon keluarga yang hendak mengarungi bahtera rumah tangga.
"Kami yakin dengan modernisasi dan pelayanan yang terintegrasi, angka kematian ibu melahirkan dan bayi bisa ditekan," katanya.
Pemkab Pamekasan tekan kematian bayi dengan modernisasi pelayanan
Kamis, 30 November 2023 8:34 WIB