Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa upaya-upaya menghapuskan identitas warga bangsa Palestina kerap terlupakan padahal itu merupakan bagian dari rencana jahat penjajah Israel.
Penegasan itu disampaikan Fadli pada acara peringatan 77 tahun Peristiwa Nakba yang digelar Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Kamis malam.
Menurut dia, genosida yang saat ini terjadi di Gaza bukan hanya genosida terhadap kemanusiaan, tetapi juga terhadap identitas budaya dan peradaban.
Tahun ini, rakyat Palestina memperingati 77 tahun Al-Nakba, sebuah peristiwa tragis yang terjadi pada 1947-1948 yang mengakibatkan pengusiran dan pembersihan etnis massal terhadap penduduk Palestina dari tanah air mereka.
"Yang masih kita saksikan hingga kini lebih mengerikan lagi. Ini bukan Nakba namun sebuah genosida yang sejak 2023 telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa," kata menteri kelahiran 1 Juni 1971 ini.
Melalui peringatan Al-Nakba ini, semoga selalu diingat bahwa bangsa Indonesia mempunyai komitmen sesuai dengan amanah konstitusi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, kata Fadli.
Dia menegaskan bahwa baik pemerintah, parlemen, maupun rakyat Indonesia selalu mendukung Palestina dan berharap dalam waktu dekat ini Palestina bisa merdeka.
"Indonesia memiliki komitmen seperti yang selalu disampaikan Presiden Prabowo Subianto. Semoga rakyat Palestina dapat memperoleh kembali tanah, kehidupan, kehormatan, dan kemerdekaan mereka," kata Fadli.
Untuk saat ini, menghentikan genosida, yang dilakukan penjajah Israel secara terang-terangan, menjadi upaya terpenting saat ini dalam konflik tersebut, katanya.
"Kita harus hentikan ini demi kemanusiaan dan setelah itu bersama-sama dengan negara-negara lain melakukan restorasi dan revitalisasi terhadap kerusakan akibat ulah Israel," katanya.
Selain itu, konsistensi dalam mendukung kemerdekaan dan menyuarakan Palestina tanpa henti juga dibutuhkan rakyat dan pemerintah Palestina, katanya menambahkan.