Situbondo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memastikan dua pekerjaan proyek rehabilitasi jembatan senilai Rp2,8 miliar rampung meskipun kontraktor proyek asal Bondowoso Yossy S Setiawan (YSS) terjaring operasi tangkap tangan KPK beberapa hari lalu.
Sebelumnya, KPK mengumumkan empat orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi suap pengurusan perkara di Kejaksaan Negeri Bondowoso, yakni Kajari Bondowoso Puji Triasmoro (PJ), Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso Alexander Kristian Diliyanto Silaen (AKDS), serta dua pengendali CV Wijaya Gemilang, Andhika Imam Wijaya (AIW) dan Yossy S Setiawan (YSS).
"Meskipun yang bersangkutan (pelaksana proyek asal Bondowoso) punya masalah pribadi (ditangkap KPK) tapi secara profesional dua pekerjaannya (di Situbondo) tetap dikerjakan. Saat ini pekerjaannya mencapai 85 persen, dan kalau terancam mangkrak tidak benar karena batas akhir pekerjaannya hingga pertengahan 15 Desember 2023," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Permukiman Kabupaten Situbondo Eko Prionggo Djati di Situbondo, Kamis.
Dia membenarkan bahwa rekanan asal Bondowoso Yossy S Setiawan sebagai pelaksana dua proyek rehabilitasi jembatan di Kabupaten Situbondo nilai pagu anggaran total sekitar Rp2,8 miliar.
Dua proyek jembatan yang terancam mangkrak pascapelaksana proyek asal Bondowoso Yossy S Setiawan terjaring OTT KPK di Bondowoso pada 15 November 2023, yakni proyek jembatan di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, pelaksana
CV Berkah Jaya Besuki, dengan anggaran senilai Rp1,3 miliar, dan proyek jembatan di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, dengan pelaksana CV Karya Barokah Situbondo, dengan nilai proyek Rp1,5 miliar.
"Kalau kami melakukan evaluasi setiap seminggu sekali, masih ada progres bagus sehingga kami menyimpulkan mereka profesional menyelesaikan pekerjaannya," kata Eko.
Dari pantauan di lapangan, setelah Yossy S Setiawan terjaring OTT KPK dan ditetapkan sebagai tersangka, pekerjaan proyek jembatan bertulang dengan sumber anggaran APBD Situbondo Tahun 2023 sebesar Rp1,3 miliar lebih, para pekerja tidak terlihat sedang mengerjakan proyek jembatan di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan.
Di lokasi hanya terlihat sekitar enam orang yang diduga pekerja proyek jembatan, namun mereka sedang duduk dan istirahat dan mengaku sedang sarapan pagi.