Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kerja sama antara PT Pelni (Persero) dan Universitas Brawijaya Malang untuk mendukung konservasi terumbu karang di Pantai Bangsring Underwater.
"Dengan adanya kerja sama antara Pelni dan UB, kami berharap dapat terus menjaga dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara bertanggung jawab," kata Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut dia, konservasi terumbu karang tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan ekosistem laut, tetapi juga untuk menguatkan kelompok nelayan dan pelaku wisata kelautan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Selama ini, Banyuwangi khususnya Bangsring Underwater merupakan wilayah menjadi percontohan, karena masyarakatnya secara mandiri mampu membentuk kelompok masyarakat yang sadar akan lingkungan dan kelestarian laut," ujar Ipuk.
Para nelayan di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, telah dikenal sebagai penggerak konservasi yang mampu memperbaiki ekosistem laut, yang dulunya sering menangkap ikan dengan bom, kini beralih lebih memilih konservasi ekosistem laut.
Pantai Bangsring Underwater merupakan kawasan konservasi terumbu karang dan terdapat sekitar 15 hektare dan masuk zona perlindungan bersama dari masyarakat dan pemerintah, di mana area ini tidak boleh ada aktivitas penangkapan ikan.
Penandatanganan kerja sama antara Pelni dan Universitas Brawijaya dilakukan oleh Direktur Keuangan dan Manajemen PT Pelni, Anik Hidayati dan Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo dan disaksikan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief R Kartiono.
Dalam kerja sama itu, Pelni dan UB berkolaborasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam mendukung pengelolaan pesisir dan laut berkelanjutan. Selain itu juga dilakukan rehabilitasi melalui rumah terumbu karang di Pantai Bangsring Underwater.
Rumah terumbu karang dibangun dari struktur besi berukuran 12 meter X 12 meter dan tinggi 1,5 meter itu diharapkan dapat mendukung ekosistem dan ekowisata di Banyuwangi.
"Rumah terumbu karang ini memiliki desain seperti labirin yang dapat menjadi daya tarik bagi para penyelam. Kami berharap ini dapat meningkatkan potensi wisata dan kesejahteraan masyarakat di sekitar pantai," kata Anik.
Sementara Prof Widodo menambahkan, kerja sama itu adalah bagian dari transformasi pendidikan tinggi yang berorientasi pada masyarakat
Universitas Brawijaya melibatkan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dalam kerja sama ini, agar mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang masalah nyata di lapangan.
"Kami ingin mahasiswa UB tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang ada di masyarakat," katanya.