Gubernur Jawa Timur Khofifah Ind1ar Parawansa melibatkan elemen Pentaheliks untuk membersihkan sungai guna mengantisipasi banjir menjelang musim hujan di wilayah setempat.
"Jadi hari ini kami lakukan antisipasi dan mitigasi bersama di sungai-sungai yang berpotensi menjadi penghalang mengalirnya air. Sungai-sungai yang masih penuh sampah dan enceng gondok kita clean up," kata Gubernur Khofifah saat meninjau bersih-bersih sungai di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan bersih-bersih sungai dilakukan karena sungai-sungai tersebut dipenuhi dengan tumbuhan enceng gondok dengan panjang lebih dari satu kilometer dan juga sampah, tanaman rambatan, serta mengalami sedimentasi.
"Dengan mengerahkan empat ekskavator kami juga ingin memastikan bahwa pengerukan sedimentasi bisa dilakukan agar air bisa mengalir dengan baik, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi tidak sampai meluber ke rumah warga ataupun terjadi banjir," ujar Khofifah.
Khofifah menyampaikan bahwa BMKG telah memprediksi akan terjadinya awal hujan pada Minggu III November dan memperingatkan akan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi mulai Februari 2024.
"Warning dari BMKG kemungkinan Februari itu akan masuk pada intensitas hujan yang tinggi. saya minta semua pihak baik pemerintah kabupaten atau kota, kecamatan, desa dan warga bersama-sama melakukan mitigasi," ucapnya.
"Warning dari BMKG kemungkinan Februari itu akan masuk pada intensitas hujan yang tinggi. saya minta semua pihak baik pemerintah kabupaten atau kota, kecamatan, desa dan warga bersama-sama melakukan mitigasi," ucapnya.
Ia mengatakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana itu dilakukan secara kolaboratif sebanyak kurang lebih 200 orang dengan melibatkan berbagai unsur pentaheliks, baik dari lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, pemerintah daerah setempat, juga dari para relawan dan masyarakat sekitar.
"Aksi bersih-bersih sungai ini dilakukan bersama tim Pemprov Jatim yang meliputi, tim BPBD Jatim, tim Dinas PU SDA dan tim Dinas PU Bina Marga, serta Dinas Lingkungan Hidup Jatim. Secara kolaboratif bersama BBWS Brantas, BPBD Sidoarjo, Tim Dinas Lingkungan Hidup Sidoarjo, dan Tim Dinas PU Sidoarjo, Kecamatan Gedangan serta warga sekitar," katanya.
Khofifah berharap pemerintah daerah juga bisa melakukan aksi mitigasi tersebut, sehingga dampak perubahan dari El-Nino ke La Nina bisa diwaspadai dan diantisipasi bersama-sama.
"Kawan-kawan media juga bisa menyampaikan pesan ini secara lebih luas agar kewaspadaan semua pihak lebih seksama,” tutur Khofifah.