Surabaya (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Visual Communication Design (VCD) Universitas Ciputra Surabaya membuat lukisan dengan memanfaatkan ampas kopi untuk memperingati Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
Para mahasiswa didampingi Staf Kependidikan VCD UC, Putu Wardhani, memoles sketsa buatan mereka dengan ampas kopi hingga menjadi berbagai lukisan seperti Brigjen TNI Slamet Riyadi, Bung Tomo, dan peristiwa perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato atau Hotel Majapahit.
"Melukis menggunakan ampas kopi memang tantangannya tersendiri, tidak bisa langsung keluar warnanya. Beda dengan cat warna, butuh waktu lama untuk mendapat warna yang saya inginkan dan menunggu kering juga lumayan lama," kata Putu.
Sambil melihat karya para mahasiswa, Putu mengungkapkan ide melukis menggunakan ampas kopi ini untuk mengedukasi mahasiswa dan masyarakat bahwa ketika kegiatan minum kopi juga bisa menghasilkan kreasi menggunakan ampasnya.
"Karena bertepatan mendekati Hari Pahlawan, kami membuat beberapa ikon lukisan tentang Hari Pahlawan. Saya sendiri membuat lukisan Bung Tomo, perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato atau sekarang Hotel Majapahit, pertempuran di Jembatan Merah Surabaya. Selain itu tentara Inggris yang membidik musuh di Karang Pilang," ujarnya.
Berinovasi dengan ampas kopi yang merupakan limbah, kata Putu, memberikan kesulitan tersendiri karena pigmen ampas kopi tidak segelap cat Lukis, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Putu harus mempertebal lapisan warna untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai objek.
"Melukis dengan ampas kopi ini harus yang sudah pecah biji kopinya. Jadi harus diseduh dengan air panas. Satu lukisan membutuhkan waktu dua sampai tiga jam, bisa empat jam tergantung kerumitan objek," tuturnya.
Ia pun berharap ide menggunakan ampas kopi sebagai warna lukisan ini akan mendukung kampanye keberlanjutan dan peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Sehingga bisa menjadi pahlawan buat lingkungan kita," ujarnya.