Surabaya (ANTARA) - Tiga mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya, yakni Devina Angela, Melvina Tjian, dan Cindy Kristina, menciptakan sayur asem chips dan berhasil menembus Top 4 kategori SIAL Innovation pada SIAL Interfood Jakarta 2025.
“Yang membuat keripik ini berbeda adalah proses pengolahannya. Kami memanfaatkan seluruh serat sayuran, tanpa penggorengan, sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi,” ujar Devina di Surabaya, Rabu.
Dia menjelaskan bahan sayur seperti labu siam, jagung, kubis, serta campuran oat dihaluskan lalu dibumbui gula Jawa, asam Jawa, dan bumbu sayur asem sebelum dicetak dan dikeringkan 20 jam pada suhu 80 derajat celcius menggunakan dehydrator.
Cara tersebut membuat keripik renyah tanpa minyak dan mempertahankan serat serta vitamin.
“Kami ingin menciptakan camilan yang sehat, tetap enak, tetapi tidak menghilangkan rasa asli sayur asem,” ujarnya.
Menurut mereka, kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar mengemil membuat format keripik menjadi pilihan tepat karena praktis dan tetap membawa identitas rasa lokal. Proses riset dilakukan sepekan dengan serangkaian trial and error untuk menyeimbangkan rasa manis, asam, dan aroma sayur.
“Banyak percobaan sampai akhirnya kami menemukan komposisi paling pas,” kata Melvina.
Dalam satu takaran saji 20 gram, produk ini mengandung 20 kkal, 4 gram karbohidrat, dan 160 mg natrium. Kandungan seratnya tinggi karena menggunakan sayur utuh yang dihaluskan.
Produk ini mewakili Indonesia di kategori SIAL Innovation dan bersaing dengan peserta dari Korea Selatan, Malaysia, dan Filipina.
Jika tim Korea menampilkan produk berbasis kimchi, tim UC menghadirkan cita rasa asam-manis Nusantara yang menarik perhatian juri.
“Lomba ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi makanan Indonesia,” ujar Kepala Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ciputra Mitha Ayu Pratama Handojo, S.TP., M.Sc.
Dia menilai penggunaan sayur asli yang diolah menjadi keripik padat serat menjadi nilai lebih yang membuat produk tersebut menonjol.
Produk berbentuk bulat itu kini mulai dipasarkan melalui media sosial dengan sistem pre-order.
Satu kemasan 20 gram dijual Rp25.000. Meski diproduksi skala kecil, pesanan rutin masuk setiap bulan dan meningkat drastis saat dipamerkan di Jakarta hingga menghasilkan omzet dua digit.
Ketiga mahasiswa sedang mengurus pendaftaran paten serta menyiapkan pengembangan varian rasa baru.
“Inovasi ini bukan sekadar keripik, tetapi juga cara generasi muda memanfaatkan bahan lokal, teknologi pangan, dan semangat eksplorasi untuk tampil di panggung internasional,” kata Mitha.
Mahasiswa UC kreasikan sayur asem chips tembus Top 4 SIAL Interfood
Rabu, 10 Desember 2025 17:30 WIB
Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya, yakni Devina Angela, Melvina Tjian, dan Cindy Kristina, menunjukkan sayur asem chips di kampus setempat, Rabu (10/12/2025). (ANTARA/Willi Irawan)
Kami ingin menciptakan camilan yang sehat, tetap enak, tetapi tidak menghilangkan rasa asli sayur asem
