Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, melatih sekolah tangguh tanggap bencana, berupa simulasi mitigasi bencana di SMP Negeri 6 Kota Surabaya, Kamis.
Kepala BPBD Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani di Surabaya, Kamis, menyampaikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelajar dan tenaga pendidik dalam mengantisipasi serta melakukan pertolongan pertama saat terjadi kebencanaan.
"Di lingkungan pendidikan, kami sudah menggelar di beberapa sekolah. Untuk sekolah tangguh tanggap bencana, simulasi mitigasi bencana dilakukan di SD dan SMP. Rencananya kami juga akan menyasar PAUD, karena selama ini pelatihan simulasi mitigasi bencana masih diberikan kepada para Bunda PAUD," katanya.
Ke depan, katanya, setelah melakukan simulasi mitigasi bencana kepada para Bunda PAUD, BPBD Surabaya mengadakan kunjungan ke PAUD untuk melaksanakan kegiatan serupa.
Pihaknya juga akan mengundang anak-anak TK dan PAUD untuk ke kantor BPBD Surabaya untuk edukasi dan pengenalan terhadap peralatan keselamatan pada kebencanaan.
"Jadi memberikan pengenalan terhadap peralatan serta bagaimana jika terjadi kebencanaan kebakaran atau genangan. Ini bahkan sudah ada beberapa TK yang berkunjung ke BPBD," ujarnya.
BPBD setempat telah memiliki jadwal pelaksanaan simulasi mitigasi kebencanaan di masing-masing sekolah. Semua sekolah sudah terjadwal dalam satu tahun untuk sasaran kunjungan BPBD Surabaya.
"Tapi juga ada sekolah yang mengajukan untuk melakukan simulasi mitigasi bencana," ucapnya.
Dalam pelaksanaan simulasi mitigasi bencana, BPBD didampingi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Satpol PP, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya.
"Salah satunya, memberikan pembekalan kebencanaan dalam penyelamatan diri dan keselamatan di lingkungan pendidikan," ujarnya.
Rini menjelaskan risiko tinggi kebencanaan di kota besar, seperti Kota Surabaya, antara lain genangan saat hujan lebat, rob di perkampungan pesisir pantai, kebakaran saat musim kemarau.
"Paling adalah banyak bencana sosial, contohnya kecelakaan, darurat medis, dan kebakaran. Dari laporan Command Center 112, itu adalah laporan yang paling sering kami terima, sedangkan gempa bumi kita juga terus mengantisipasi dengan simulasi mitigasi bencana, mengingat Surabaya memiliki banyak bangunan tinggi (high rise building)," katanya.
Salah satu siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Surabaya, Ivana, mengaku keikutsertaan dalam kegiatan itu membantu dirinya menjaga keselamatan saat terjadi bencana.
"Kami mendapatkan banyak pembelajaran mengenai cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Kami senang karena kami mendapatkan banyak ilmu," katanya.(*)