Surabaya (ANTARA) - Hasil riset Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW IPNU Jatim) menyatakan para milenial dan Gen Z NU membutuhkan pemimpin yang mempunyai sifat jujur dan tidak korupsi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Selain itu, pemimpin yang punya pengalaman dan kecakapan dalam memimpin, dekat dengan rakyat, punya prestasi atau capaian kerja, taat beragama, berwibawa dan cerdas, itu yang mereka butuhkan untuk calon Presiden Indonesia," ujar Ketua PW IPNU Jatim M Fakhrul Irfan Syah dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Senin.
Terkait hasil riset/survei tentang "Trend Topik Millenial dan Gen Z 2022", dia menjelaskan survei tersebut dilakukan untuk mendefinisikan minat milenial Jawa Timur terhadap isu-isu terkini terkait kegiatan politik dan keaktifan dalam media sosial.
"Riset mendalam melalui survei di kalangan milenial dan Gen Z perlu dilakukan guna mengetahui preferensi perilaku terhadap topik-topik yang diminati," ucapnya.
Hasilnya, berdasarkan survei tentang topik yang menarik diikuti para milenial dan Gen Z pada tahun 2022 ialah topik pertama terkait ekonomi dengan hasil 19,9 persen, disusul topik teknologi dengan 16,7 persen dan pendidikan sebesar 16,5 persen.
"Sedang yang keempat adalah topik agama dengan 11,4 persen, sosial 10 persen, hukum 7,9 persen, politik 6,2 persen, budaya 4,2 persen, perubahan iklim 3,9 persen dan terakhir kesehatan hanya 3,3 persen," ujarnya.
Sedangkan respons terhadap topik dari tiga tertinggi, lanjutnya, ialah terkait politik dengan 43,7 persen, disusul ekonomi 21,1 persen dan hukum dengan 39,2 persen.
Terkait tren penggunaan media sosial yang sering diakses di kalangan milenial dan Gen Z dalam satu tahun terakhir, mantan Ketua Pimpinan Cabang IPNU Bojonegoro itu menyebut topik paling diminat atau yang tertinggi ialah penggunaan WhatsApp dengan 65,1 persen.
"Kedua penggunaan Instagram 18,5 persen, TikTok 9 persen, Twitter 4,3 persen, Facebook 2,7 persen dan yang terakhir penggunaan Telegram hanya 0,4 persen," katanya.
Selain itu, saat para koresponden yang berusia antara 15-39 tahun tersebut ditanya terkait sumber informasi yang menjadi rujukannya, hampir 82,9 persen menjawab dari media sosial.
"Sangat besar sekali peran media sosial, sedangkan berita daring hanya memperoleh 9,9 persen disusul televisi 1,5 persen, bahkan surat kabar hanya 0,4 persen," tuturnya.
Meskipun begitu, Fakhrul menambahkan, para anak muda masih puas terhadap kinerja pemerintah dalam pengembangan anak muda saat ini.
"Yang menjawab puas sebesar 62,6 persen, yang tidak puas sebesar 28,1 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sebesar 9,3 persen," kata Fakhrul.
Namun, lanjutnya, dari hasil survei, jika para milenial atau Gen Z diberi kesempatan untuk maju sebagai anggota legislatif maupun kepala daerah hasilnya rata-rata tidak memiliki keinginan.
"Saat ditanya untuk maju sebagai calon legislatif hasilnya 53,69 persen tidak memiliki keinginan sedangkan untuk kepala daerah sebesar 46,3 persen juga tidak ingin maju," ucapnya.