"Dalam data riset yang dilakukan oleh tim Student Research Centre (SRC) IPNU Jatim tersebut, kami menemukan sebuah data bahwa secara mayoritas millenial dan gen Z Jawa Timur tertarik menjadi enterpreneur dengan persentase 28,5 persen, disusul dengan pegawai negeri sipil 17,5 persen, industri kreatif 17,1 persen, profesional 10,6 persen, pegawai swasta lima persen dan petani 2,1 persen," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Minggu.
Hasil tersebut, lanjutnya, langsung ditanggapi oleh Menteri BUMN Erick Thohir dengan menyampaikan bahwa salah satu faktor yang membuat di Singapura terdapat banyak pekerjaan adalah karena faktor minat masyarakatnya yang mayoritas menjadi enterpreneur.
"Survei untuk Asia, Indonesia masih kalah dengan Singapura sehingga di sana banyak sekali lapangan pekerjaan," kata Irfan Syah, yang mengutip Menteri BUMN.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie CW menyatakan IPNU sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama bertugas menangani segmen pelajar, yang mempersiapkan kader-kader NU yang inovatif dan adaptif menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat.
"IPNU dan gerakan pelajar Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, yaitu bonus demografi dan revolusi industri. IPNU juga harus tampil menjadi motor pengembangan kompetensi kaum muda menghadapi perkembangan teknologi dan perubahan pasar kerja yang dinamis," ujarnya.
Caswiyono juga mengingatkan, IPNU didirikan bukan semata-mata sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda, melainkan sebagai wadah kaderisasi dan gerakan pelajar.
Tak hanya itu, menurut dia, sebagai organ kaderisasi, IPNU bertugas mencetak kader-kader pemimpin masa depan di semua sektor dan lini kehidupan.
"Saat ini sudah banyak talenta-talenta unggul yang lahir dari IPNU. Organisasi pelajar NU ini telah melahirkan banyak pemimpin di berbagai bidang, seperti politik, pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain. Ke depan harus lebih banyak lagi memproduksi kader bertalenta masa depan," katanya.