Kediri (ANTARA) - Produser film Hati Suhita Chand Parwez tertarik dengan wastra asli Kota Kediri yakni tenun ikat Bandar Kidul yang memiliki kombinasi yang unik.
"Saya sangat tertarik. Proses pembuatannya tidak biasa. Secara tampilan beda dan retro. Senang sekali di era sekarang kita masih mempunyai sesuatu yang klasik seperti ini," kata Chand Parwez di Kediri, Sabtu.
Chand Parwez mengaju terkesima dengan pembuatan tenun ikat. Hal itu diungkapkan saat dirinya berkunjung ke sentra tenun ikat Bandar Kidul, Kota Kediri "Medali Emas". Bahkan, dirinya memborong tenun ikat karena sangat bagus.
Chand Parwez mengungkapkan desain dan motif dari tenun ikat Bandar Kidul ini masih bisa diterima oleh generasi saat ini. Ia pun yakin generasi muda akan jatuh cinta saat mengenakan tenun ikat ini.
Dirinya juga berharap tenun ikat Bandar Kidul bisa dikembangkan lebih besar lagi. Sebab ada potensi luar biasa karena kain ini terdapat tradisi warisan budaya yang kuat.
"Saya borong cukup banyak untuk anak-anak dan mantu saya. Saya beruntung sekali bisa di sini. Saya salut sekali dengan upaya Kota Kediri melestarikan tenun ikat ini," kata dia.
Produser film ternama ini juga menambahkan akan menggunakan tenun ikat bandar kidul untuk produksi filmnya. Salah satu produk unggulan Kota Kediri ini akan coba dihadirkan menjadi kostum di film selanjutnya. Nantinya kostum dari tenun ikat bandar kidul yang akan digunakannya disesuaikan dengan karakter pada film selanjutnya.
"Dalam sebuah produksi film ada bagian kostum. Insya Allah saya akan coba hadirkan tenun ikat yang memiliki nilai budaya yang kuat ini," kata dia.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar berterima kasih kepada produser film Chand Parwez karena tidak hanya mempromosikan Kota Kediri, namun juga tenun ikat Bandar Kidul, Kota Kediri.
Menurut dia, dengan kontribusi ini tentunya akan membuat tenun ikat semakin dikenal. Apalagi jika tenun ikat dari Kediri akan digunakan dalam produksi-produksi film selanjutnya bisa menjadi marketing secara langsung bagi perajin.
"Jadi action Pak Parwez ini nyata. Mudah-mudahan ini menjadi semangat untuk teman-teman perajin di Bandar Kidul. Kami senang apabila di produksi film Pak Parwez menggunakan tenun ikat bandar kidul," kata Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Bunda Fey juga menambahkan para pemain film Hati Suhita saat berkunjung ke Kediri juga sangat antusias melihat proses pembuatan kain tenun. Para artis tersebut tidak menyangka untuk memproduksi satu lembar kain prosesnya tidak mudah. Bahkan waktu yang dibutuhkan cukup lama.
"Jadi wajar kalau harganya tidak murah. Ada nilai-nilai terkandung dalam kain lokal. Tadi karena melihat prosesnya mereka jadi tahu bahwa kain tenun ikat kita ini keren sekali," kata dia.
Chand Parwez mengunjungi sentra tenun ikat Bandar Kidul, Kota Kediri. Turut serta Sutradara Archi Hekagery, penulis novel Ning Khilma Anis, penulis skenario Alim Sudio, dan para pemain film Hati Suhita. Mereka juga melihat langsung proses pembuatan kain tenun ikat Bandar Kidul.