Madura Raya (ANTARA) - Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Achmad Baidowi optimistis Pemerintah Indonesia akan sukses menyelenggarakan KTT ASEAN pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
"Kita optimistis kesuksesan itu bakal dicapai, baik dalam penyelenggaraan KTT sendiri berikut rangkaian kegiatan sebelumnya sejak awal tahun 2023, termasuk dampak positif setelah KTT ASEAN," kata Achmad Baidowi dihubungi per telepon dari Pamekasan, Jawa Timur, Minggu.
Anggota DPR RI itu menyatakan kesuksesan penyelenggaraan KTT ASEAN akan berdampak secara ekonomi.
"Misalnya, kedatangan para peserta menjadi peluang membawa investasi. Apalagi diperkirakan ribuan orang akan datang sehingga menjadi peluang perbaikan citra Indonesia dan mendatangkan penerimaan dari sektor pariwisata dan perdagangan," kata Awiek sapaan akrab Achmad Baidowi yang juga Sekretaris Fraksi PPP DPR RI itu.
Menurut Awiek kesuksesan terlihat dengan penetapan pemilihan Tema "ASEAN Matters: Epicenter of Growth".
"Kita tahu lembaga-lembaga konsultan, pemeringkat internasional, dan media-media internasional telah memprediksi Indonesia kecil sekali kemungkinan terkena resesi, serta tetap meraih pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi sekitar 4,8 persen. Nasib berbeda dialami Eropa dan Amerika yang lebih terimbas perang di Ukraina," katanya.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN sehingga peningkatan ekonomi hampir 5 persen dapat mendorong perekonomian tumbuh positif di seluruh negara ASEAN.
Apalagi, katanya, ASEAN telah bermitra dengan negara-negara besar seperti AS, Jepang, China, Korea Selatan, Uni Eropa, dan lain-lain.
"Ini akan membuat ASEAN dapat menularkan efek positif kepada perekonomian dunia. Wajarlah Indonesia memilih tema KTT ASEAN yang menekankan pentingnya ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia," katanya.
Meskipun demikian, kata Awiek, seluruh jajaran pemerintah harus mempersiapkan lebih detail dan teknis KTT ASEAN. Apalagi Tiga Pilar "Priorities Economic Deliverables" (ekonomi prioritas yang disampaikan) meliputi (1) "Recover-Rebuilding" untuk memastikan pemulihan, pertumbuhan ekonomi, memitigasi risiko inflasi, dan volatilitas aliran modal, (2) "Digital Economy" untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital, termasuk meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional, dan (3) "Sustainability" di mana ASEAN menjadi kawasan terdampak bencana alam dan risiko perubahan iklim, ASEAN perlu bersama menuju ekonomi hijau, antara lain melalui penyusunan "ASEAN Taxonomy on Sustainable Finance dan Study on the Role of Central Banks in Managing Climate and Environment-Related Risk".
"Ketiga pilar ini sangat dibutuhkan para pelaku ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk dapat bersaing di pasar internasional. Misalnya, ekonomi digital peluang UMKM, termasuk dari daerah terpencil, terluar/ terdepan, dan tertinggal. Namun jika pemerintah kurang hati-hati, maka pemodal besar dan investor asing lebih berpeluang untuk menguasai pasar," katanya.
Anggota DPR optimistis Indonesia sukses selenggarakan KTT ASEAN 2023
Minggu, 16 April 2023 13:23 WIB