Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Haryo Soekartono (BHS), meminta PT KAI untuk meningkatkan layanan transportasi publik massal.
"Hal itu dinilai penting untuk mengakomodasi mobilitas masyarakat industri sekaligus mengurai kemacetan di sekitar Stasiun Gedangan, Sidoarjo," katanya di Sidoarjo, Selasa.
Menurut BHS, kawasan Gedangan merupakan sentra industri dengan sedikitnya 112 perusahaan yang membutuhkan dukungan transportasi publik massal, terutama kereta api, baik untuk pekerja maupun aktivitas ekonomi.
“Di kawasan Gedangan ini terdapat sekitar 112 industri. Artinya, transportasi publik supermassal seperti kereta api harus benar-benar mengakomodasi kebutuhan masyarakat industri. Saya sangat berharap jumlah perjalanan atau trip kereta bisa ditambah, baik dari Sidoarjo ke Surabaya maupun sebaliknya,” ujar BHS.
Ia menjelaskan, penambahan jadwal kereta, khususnya pada malam hari, sangat dibutuhkan mengingat aktivitas perdagangan dan perkantoran di Surabaya umumnya berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
“Setelah aktivitas perdagangan tutup sekitar jam 22.00 WIB, masyarakat masih membutuhkan angkutan massal. Mereka ingin pulang menggunakan kereta, bukan sepeda motor. Karena itu, jam keberangkatan kereta perlu dievaluasi agar sesuai kebutuhan masyarakat,” katanya.
BHS mengatakan, layanan kereta di wilayah tersebut masuk dalam skema Public Service Obligation (PSO) sehingga penentuan operasional lebih menitikberatkan pada jumlah perjalanan ketimbang fluktuasi penumpang.
“Kereta ini masuk kategori PSO. Subsidi lebih banyak berbasis trip, bukan jumlah penumpang. Kalau jadwalnya sesuai kebutuhan, KAI juga akan mendapat demand yang cukup untuk operasional,” ujarnya.
Selain transportasi massal, BHS juga menyoroti kemacetan kronis di sekitar perlintasan sebidang Stasiun Gedangan. Ia menilai rencana double track kereta api berpotensi memperparah kepadatan lalu lintas jika tidak diimbangi solusi infrastruktur jalan.
“Kalau double track terealisasi dan rangkaian kereta ditambah, sementara jalan darat tidak dibenahi, kemacetan pasti semakin parah. Solusinya adalah membangun flyover atau jalan layang yang melintasi perlintasan sebidang Stasiun Gedangan,” ujarnya.
Menurut BHS, flyover tersebut diharapkan dapat menghubungkan arus lalu lintas Surabaya–Sedati dan Sedati–Surabaya, mengingat mayoritas kawasan industri berada di wilayah Sedati dan Gedangan.
“Flyover ini penting agar kendaraan industri tidak harus menunggu kereta melintas. Selain mengurangi kemacetan, juga menekan potensi kecelakaan di perlintasan sebidang,” katanya.
