Pontianak (ANTARA) - Umat Islam setiap daerah di Indonesia memiliki adat dan kebiasaan atau tradisi dalam menyambut bulan Ramadhan. Selain ziarah kubur dan pawai obor, ada pula daerah tertentu dengan keunikan lain dalam menyambut Bulan Suci ini.
Ziarah kubur atau nyekar dengan tujuan membaca doa untuk orang tua yang sudah meninggal, sekaligus membersihkan pusara sudah jamak dilakukan dan sampai saat ini pun kebiasaan itu masih ada, terutama saat menjelang tibanya bulan puasa.
Pada hari-hari menjelang Ramadhan, permakaman umat Islam dipenuhi oleh warga yang membersihkan makam orang tua atau kerabatnya. Selesai membersihkan makam, biasanya dilanjutkan dengan membaca doa, Surah Al Fatihah dan Yassin.
Anggota kerabat Keraton Kadriah Pontianak, Pangeran Mas Perdana Agung Syarif M Fasha Alkadrie menyatakan ziarah kubur rutin dilakukan pihaknya saat menjelang Ramadhan dan tibanya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Dalam setahun bisa dua atau tiga kali, dia melakukan ziarah ke makam ayahnya, Syarif Abubakar Alkadrie, di kompleks Permakaman Kerabat Kesultanan Kadriah Pontianak, Batu Layang, Pontianak Utara.
Fasha merupakan putra ke-6 dari Syarif Abubakar Alkadrie. Abubakar Alkadrie keponakan dari Sultan Syarif Hamid Alkadrie atau Sultan Hamid II, dikenal sebagai Sultan ke-8 Keraton Kadriah Pontianak dan memerintah pada tahun 1945-1950.
Dia membersihkan makam orang tuanya, keluarganya, paman saya, termasuk juga makam Sultan Muhammad (Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, 1895-1944) yang berada di kompleks pemakaman ini.
Saat ditemui Antara di Permakaman kerabat Keraton Kadriah Pontianak, di Batu Layang, Pontianak Utara, Rabu (23/3), dia menjelaskan kegiatan bersih-bersih makam selalu dilakukan setiap menjelang Ramadhan. Makam leluhur dibersihkan dan ada ziarah bersama kerabat kesultanan Pontianak pada satu hari sebelum tanggal 1 Ramadhan.
Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, dia merasa wajib untuk nyekar atau melakukan tradisi itu. Dengan harapan bisa bermanfaat bagi orang tua yang sudah meninggal karena juga ada sedekah Al Fatihah.
Di Kompleks Pemakaman Kesultanan Kadriah ada lima makam, meliputi Sultan Syarif Muhammad Alkadrie yang dikenal sebagai Sultan Pontianak yang hidup sejak 1895 dan meninggal tahun 1944. Kemudian Ratu Suri (istri dari Sultan Syarif Muhammad Alkadrie), Syarifah Perbu Wijaya (putri Syarif Muhammad Alkadrie), dan Sultan Syarif Hamid II (anak Sultan Syarif Muhammad Alkdarie dan Ratu Suri), serta makam Syarif Abubakar Alkadrie (keponakan Sultan Hamid II).
Selain berziarah ke makam orang tua, ada pula Pawai obor. Pawai obor dilakukan di banyak tempat, namun dengan ciri khas tertentu.
Pawai obor di Kota Pontianak, misalnya, melibatkan generasi muda. "Pawai obor menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu karena setiap menyambut Bulan Ramadhan, Kota Pontianak akan terang benderang di malam hari, karena penerangan dari obor tersebut," kata Muhammad Damara, seorang warga Pontianak.