Kediri - Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur menegur perusahaan katering atau penyedia jasa boga yang mengurusi makanan para atlet dan ofisial, karena banyaknya pengaduan. "Kami sudah menegurnya dan mengingatkan tentang perjanjian. Kan ada beberapa klausul jika ada pelanggaran," kata Ketua PB Porprov Jatim, Dhimam Abror Djuraid ditemui di sela-sela pertandingan sepak bola antara Kota Kediri melawan Kota Malang di stadion Brawijaya, Kediri, Minggu malam. Dhimam yang dikonfirmasi terkait dengan banyaknya keluhan tentang pelayanan jasa boga termasuk adanya makanan basi mengatakan, salah satu klausul yang sudah disepakati dalam perjanjian di antaranya jika ada makanan yang basi, akan langsung diganti sesuai dengan harga awal. "Sesuai perjanjian ada penggantian langsung berupa uang tunai, sejumlah nilai barang usai dipotong pajak," katanya mengungkapkan. Ia mengaku, sudah mendengar adanya atlet pencak silat yang mengaku sakit perut usai makan makanan basi di Wisma Betlehem Desa Puhsarangan, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Pihaknya juga langsung melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan atlet itu. Ia mengatakan, dokter yang memeriksa mengatakan atlet itu tidak apa-apa. Ia hanya cemas menjelang pertandingan. Bahkan, saat ini kondisinya sudah baik. "Kami sudah datangkan dokter, jadi sakitnya bukan karena makanan melainkan psikologis. Kami juga sudah panggi langsung kateringnya," katanya mengungkapkan. Dhimam mengaku, katering bersangkutan memang harus menyediakan kebutuhan para atlet dan oficial yang jumlahnya bisa mencapai 1.000 lebih. Sesuai dengan perjanjian, untuk makan akan diberikan hingga tiga kali. "Bisa dibayangkan, ia harus menyediakan berapa kotak sehari. Dari jumlah kotak yang harus dibuat, untuk yang basi hanya sedikit, hanya 0,005 persen," ucapnya. Katering untuk menyediakan makanan peserta Porprov Jatim di Kediri adalah Mirasa II. Sayangnya, saat dikonfirmasi, belum bisa. Pemilik Mirasa II, Yuyun nomor teleponnya tidak diangkat saat dihubungi. Kasus nasi basi menjadi keluhan utama para atlet dan oficial Porprov Jatim ke-3 di Kediri. Kasus itu mulai terlihat sebelum pertandingan yang dibuka langsung Gubernur Jatim pada 15 Juli 2011, tepatnya Rabu (13/7). Saat itu, atlet dari sepak bola Kota Kediri yang bertanding di Blitar mengetahui nasi yang dikirimkan untuk makan malam mereka basi. Bahkan, para atlet dari cabang olahraga pencak silat sempat mengalami mual dan muntah diduga keracunan makanan basi. Para atlet itu di antaranya berasal dari Kabupaten Sumenep dan Kota Surabaya. Pelatih Tim Pencak Silat Kabupaten Sumenep, Hairil Anwar, mengatakan, sejumlah atletnya menderita pusing dan perut mual, beberapa saat setelah mengkonsumsi jatah makanan yang dikirim panitia Porprov. "Makanan dari panitia banyak yang sudah basi. Kami langsung minta anak-anak untuk tidak makan jatah konsumsi dari panitia dan membeli makan sendiri," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Sidoarjo serahkan bonus bagi atlet Porprov Jatim IX 2025
11 Desember 2025 18:18
Dukung prestasi atlet, Madiun serahkan bonus dan tingkatkan fasilitas OR
29 Oktober 2025 20:47
Pemkab pastikan pencairan bonus atlet Sidoarjo pada November mendatang
27 Oktober 2025 19:43
Surabaya gelontorkan Rp42,7 miliar bonus untuk atlet Porprov Jatim 2025
9 Oktober 2025 17:40
Pemkot Surabaya kucurkan bonus Rp42,7 Miliar pada atlet Porprov
9 Oktober 2025 09:50
Atlet Ponorogo peraih medali Porprov IX terima bonus Rp748 juta
9 September 2025 22:19
Pemkot Surabaya dukung atlet e-sport raih prestasi Porprov Jatim 2027
16 Agustus 2025 21:25
IPSI Surabaya beri bonus atlet peraih medali di Porprov
8 Agustus 2025 07:38
