"Produksi kopi Indonesia didominasi oleh wilayah Jawa yang kontribusinya mencapai 85 persen dari keseluruhan, dan Jawa Timur merupakan sentral produksi kopi di pulai ini," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono.
Jatim, kata dia, memiliki sekitar 113.000 hektare kebun kopi yang dapat memproduksi hingga 69.000 ton.
"Saat ini, ekspor kopi Jatim mencapai 79.000 ton dan bahkan masih dapat memenuhi kebutuhan di Jatim yang rata-rata berjumlah 47.000 ton," ucapnya.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Perlindungan dan Dinamika Sosial di Kemensos RI tersebut, ketangguhan produksi kopi di Jatim sejalan dengan program pemerintah provinsi yakni Jatim Agro.
"Salah satu amanat dari Gubernur Khofifah adalah agar UMKM dapat lebih memperluas kontribusi dalam produksi. Kami tidak ingin seluruh produk itu hanya sekadar tanam dan petik, tapi juga olah, kemas baru menjual agar nilai jualnya lebih tinggi," katanya.
Adhy juga menerangkan pemberdayaan UMKM termasuk produk turunan kopi menjadi penting, mengingat hal tersebut yang membantu Jatim bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Ketangguhan kita ini tinggi karena Jawa Timur sangat dinamis, Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dengan adanya 9,7 juta dari masyarakat merupakan pelaku UMKM. Penting untuk mempertahankan ini," tuturnya.
Di sisi lain, Gelaran JCC yang diselenggarakan pertama kali ini mengangkat tema "Beyond a Cup of Coffee". Selain pameran produk kopi lokal, JCC juga menggelar EduCoffee untuk memberikan edukasi seputar kopi.