Situbondo (ANTARA) - Bupati Situbondo Karna Suswandi mendatangi SMPN 2 Jangkar untuk memastikan kebenaran satu ruang kelas yang hampir roboh dan digunakan aktivitas belajar mengajar siswa seperti yang ditulis salah satu media daring.
"Saya bersama OPD terkait datang ke sini untuk mengetahui secara langsung kondisi gedung yang diinformasikan hampir roboh dan digunakan siswa. Namun faktanya ruangan tersebut tidak digunakan oleh siswa," kata Bung Karna, sapaan bupati, kepada wartawan di Situbondo, Senin.
Dia membenarkan ada salah satu bangunan yang berada di sisi timur rusak dan sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Bangunan tersebut merupakan ruang keterampilan dan juga tempat barang-barang hasil keterampilan siswa.
"Jadi, bangunan yang hampir roboh itu adalah bangunan yang sudah lama tidak ditempati," kata bupati.
Dia berjanji akan memperbaiki beberapa lokal di SMPN 2 Jangkar itu yang mengalami kerusakan agar bisa digunakan sebagaimana mestinya. Karena sekolah ini punya kualitas yang baik untuk mengantarkan siswanya ke jenjang yang lebih tinggi.
"Pada 2023 kami akan melakukan perbaikan gedung yang rusak. Namun sebenarnya, ruangan di sekolah ini masih cukup untuk keperluan belajar mengajar," tutur bupati.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Jangkar, Sugik Sugiarto mengaku bahwa bangunan tersebut sejak empat tahun yang lalu memang sudah tidak ditempati karena rusak.
"Gedung itu dulunya ruang keterampilan, dan sudah empat tahun tidak terpakai karena rusak. Kami berharap gedung itu bisa diperbaiki sehingga bisa difungsikan kembali," ujar dia.
Sugiarto mengaku SMPN 2 Jangkar punya ruang kelas yang cukup. Yakni tiga ruang kelas, dan satu ruang komputer. Ruang ini cukup untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar. Apalagi siswa kelas VII hingga IX sebanyak 52 orang.
"Siswa di sini jumlahnya sedikit karena memang lulusan SD-nya sedikit. Belum lagi banyak yang melanjutkan ke pesantren setelah lulus SD," kata dia.
Sugiarto menceritakan kronologi beredarnya informasi gedung yang hampir roboh tersebut. Kata dia, ada dua orang yang mengaku sebagai wartawan. Mereka menanyakan perihal gedung yang tidak ditempati karena hampir roboh tersebut.
"Saat dua orang yang mengaku wartawan itu datang ke sini, kami jelaskan kalau bangunan itu sudah empat tahun tidak digunakan. Makanya kami terkejut tiba-tiba beritanya tidak sama dengan yang sebenarnya," katanya. (*)