Sumenep (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep bekerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat ( USAID/ United States Agency for International Development) menekan kasus pernikahan dini yang menjadi salah satu penyebab tingginya kasus balita kerdil di wilayah itu.
"Salah satu penyebab tingginya kasus kekerdilan karena banyak pasangan keluarga yang melakukan pernikahan dini, sehingga secara otomatis belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan gizi anak," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep Nia Kurnia Fauzi di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.
Ia menuturkan, berdasarkan data Pemprov Jatim, Kabupaten Sumenep termasuk urutan kelima dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan kasus pernikahan dini atau usia anak tinggi dengan jumlah kasus balita kerdil yang juga tinggi.
Akibat dari pernikahan dini tersebut, kata dia, maka dampaknya bagi berbagai sektor, seperti sosial, kesehatan, dan ekonomi.
"Keterlibatan lintas sektor untuk menekan kasus ini, tentu sangat kami harapkan, sebab, pemerintah tidak mungkin bisa sendiri melakukan upaya tanpa keterlibatan lintas sektor ini, termasuk dengan USAID ERAT," ucapnya.
Program USAID ERAT ini merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui United States Agency for International Development (USAID).
Kerja sama kedua negara tersebut terkait dengan program tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, dan kuat (ERAT) yang telah dituangkan dalam Grant Implementation Agreement (GIA) pada 6 April 2021.
Program itu berlangsung selama 5 tahun dari 2021 hingga 2026, dengan dana hibah sebesar 38,5 juta dolar AS di 30 kabupaten/kota dan 6 provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Dan Kabupaten Sumenep termasuk salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menjadi sasaran dari program USAID ERAT ini," kata Kurnia Fauzi, menjelaskan.
Sementara, Koordinator USAID ERAT Provinsi Jawa Timur Dina Limanto menjelaskan, Sumenep menjadi sasaran program itu karena dinilai memiliki komitmen bersama dalam upaya penanggulangan kasus balita kerdil dan mencegah pernikahan usia anak.
"Tentunya tidak hanya pemkab, akan tetapi juga semua pihak harus memiliki komitmen dan bergandengan membentuk generasi mendatang yang lebih baik," katanya.
Program 'USAID ERAT' di Sumenep dilakukan dengan melakukan pendampingan dalam berbagai jenis kegiatan dalam mewujudkan generasi sehat, seperti imunisasi, dan kegiatan ilmiah melalui lokakarya dan awareness building daerah rawan perkawinan usia anak.
Tujuannya antara lain untuk memberikan pendidikan dan wawasan terpadu akan pentingnya mencegah perkawinan pada anak.