Kepolisian Daerah (Polda) Bali akan memperketat penjagaan di pintu masuk kawasan Bali setelah adanya penangkapan terhadap pelaku terduga teroris FSI di Desa Sumber Mujur, Lumajang, Jawa Timur.
"Terkait dengan kasus teroris itu biasanya yang merilis nanti dari divisi Humas Polri. Dari Polda kita tidak menyampaikan baik kronologis dan lain sebagainya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Polisi Stefanus Satake Bayu Setianto saat ditemui di Mako Polda Bali, Kamis malam.
"Terkait dengan kasus teroris itu biasanya yang merilis nanti dari divisi Humas Polri. Dari Polda kita tidak menyampaikan baik kronologis dan lain sebagainya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Polisi Stefanus Satake Bayu Setianto saat ditemui di Mako Polda Bali, Kamis malam.
Bayu Setianto menyatakan pihaknya tengah melakukan usaha-usaha pencegahan agar tindakan terorisme tersebut tidak mengganggu jalannya persiapan menjelang puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berpuncak pada November mendatang.
Dia menyatakan mengenai tindakan penanggulangan ancaman terorisme, tidak masuk domain tugas Polda Bali, tetapi pihaknya selalu berkoordinasi dengan Densus 88 karena hal tersebut masuk dalam ranah tugas Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri.
"Yang pasti kita melakukan peningkatan pengamanan wilayah, situasi di Bali. Kita selalu berkoordinasi dengan Densus 88 Mabes Polri yang ada di wilayah Bali," kata dia.
Bayu Setianto juga menegaskan bahwa upaya-upaya peningkatan pengawasan di pintu masuk jalur yang ada di wilayah Bali, seperti Pelabuhan dan Bandara, ataupun lokasi tempat kedatangan masyarakat yang datang dari luar Bali juga dilakukan.
"Kami berharap kepada perangkat desa untuk mendata para pendatang yang ada di wilayahnya," kata dia.
Hal itu bertujuan untuk mengetahui secara pasti identitas para penghuni tempat tinggal yang ada di Bali, pun termasuk warga Bali sendiri. (*)