Bondowoso (ANTARA) - Pertanian kopi di Bondowoso, Jawa Timur, diharapkan mampu memberi nilai ekonomi yang sangat besar untuk masyarakat, salah satunya dengan dioptimalkannya pemanfaatan dari hulu hingga hilir.
Hal ini disampaikan Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga pada Kementerian Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, saat menghadiri peluncuran Sekolah Kopi Raisa (Raung Ijen Sumberwringin Agropolitan, di lereng Ijen Raung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Minggu (7/8).
"Kami ingin sekolah kopi ini bisa menguasai dari hulu sampai hilir. Sekolah Kopi Raisa merupakan badan usaha milik desa (BUMDes) yang dibiayai oleh PT Astra serta didampingi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Jember," kata Samsul dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Bondowoso.
Ia menjelaskan bahwa Bondowoso memiliki potensi kopi yang besar. Terlebih dengan hadirnya Astra dan Universitas Negeri Jember menjadikan semangat Bondowoso Republik Kopi hidup kembali.
"Jadi bisa menghasilkan wirausaha yang bergerak di bidang kopi, tapi tak hanya produksi, tapi proses dan di hilirnya," ucapnya.
Samsul mencontohkan pada sektor hulu petani kopi Bondowoso harus juga mampu menyasar penjualan skala ritel dan berorientasi ekspor.
"Kami berharap petani bisa ekspor. Tak harus (menjual skala) kontainer, tapi ritel. Jadi, jika ada kafe di Inggris pesan 30 kilogram atau 300 kilogram petani bisa mengirimkan," katanya.
Tak hanya itu, dia juga berharap dengan adanya Sekolah Kopi Raisa ini akan lahir barista handal asal Sumberwringin, Bondowoso.
"Kami ingin betul sekolah kopi ini menghasilkan barista bersertifikat," ujarnya.
Samsul juga berharap daerah ini menjadi lokasi kunjungan wisata terkait kopi yang nantinya tumbuh homestay-homestay.
"Berharap mereka latihan di sini, belajar ke kebun, dan mendapat sertifikasi (barista) di sini (di Bondowoso)," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Jember Iwan Taruna berharap Sekolah Kopi Raisa mampu meningkatkan kapasitas petani kopi lokal.
"Ini kopi rakyat, agar memiliki kapasitas lebih baik. Kalau prosesnya meningkat, akan menghasilkan mutu kopi yang lebih baik," ujarnya.
Iwan menilai pasar internasional sangat mengutamakan kopi berkualitas, karena jika mutunya meningkat dan sesuai kebutuhan pasar, maka akan lebih luas menjualnya, tak hanya di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut dia, Iwan memastikan pihaknya akan optimal dalam mendampingi Sekolah Kopi Raisa tersebut.
"Ini sesuatu yang sangat penting untuk perkembangan kopi di Indonesia. Mudah-mudahan Skolah Kopi Raisa bisa memberikan manfaat," tuturnya.
Sementara Head of CSR Astra Bima Krida Pamungkas menjelaskan pembiayaannya terhadap Sekolah Kopi Raisa ini merupakan bagian dari program Desa Sejahtera Astra (DSA).
Selain menjadi produsen kopi, menurutnya, DSA di Bondowoso pun masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Ini buah kerja nyata dari kepala desa, BUMDes, dan seluruh unsur desa lainnya. Kami akan tetap mendampingi. Di tahun ke tiga, kita kembangkan pertanian organik," tuturnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendampingi desa.
"Selamat dan terima kasih Astra sudah jadi mitra desa kami," kata Sandi.
Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rachmat menyampaikan rasa syukurnya atas raihan tersebut.
"Semoga ini bisa membawa keberkahan untuk Bondowoso," tuturnya.