Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah mendorong sebanyak 40 ribu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melakukan ekspor atau go export hingga diapresiasi Bank Indonesia (BI) karena membantu meningkatkan cadangan devisa negara.
Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal menyebut 40 ribu nasabah UMKM BNI telah melakukan ekspor per Juni 2022 atau tumbuh 60 persen dibandingkan Juni tahun lalu yang baru sebanyak 25 ribu nasabah.
"Secara value, ekspor UMKM yang kami alami naik dari Rp14 triliun menjadi Rp22 triliun, artinya barang yang diproduksi oleh UMKM binaan BNI jauh lebih dihargai pasar. Orientasinya pada produk olahan makanan dan minuman, kerajinan tangan, dan olahan makanan laut," kata Iqbal dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
BNI meningkatkan UMKM ekspor karena program BNI Xpora yang baru diluncurkan setahun lalu memberi pendampingan berkelanjutan bagi UMKM hingga terbiasa melakukan ekspor.
BNI juga melakukan pendampingan dengan menggandeng berbagai pihak seperti Ditjen Bea Cukai Kemenkeu, Lembaga Pembiayaan Ekspor dan Impor (LPEI), dan delapan juta diaspora Indonesia agar para pelaku UMKM memahami kebutuhan pasar, persyaratan ekspor, peningkatan kapasitas, dan business matching.
Direktur Eksekutif - Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari menyampaikan konsistensi BNI menaikkelaskan sekaligus mendorong go export UMKM perlu diikuti oleh lebih banyak pelaku industri perbankan lainnya.
Terlebih, hal ini seiring dengan langkah bank sentral untuk memasarkan produk UMKM ke mancanegara, juga membantu BI dalam meningkatkan cadangan devisa untuk mendukung kestabilan ekonomi dalam negeri.
"Pengembangan UMKM tidak terlepas dari sinergi antara otoritas dan lembaga termasuk lembaga perbankan. Salah satu program pengembangan UMKM yang dilakukan adalah melalui fasilitasi UMKM hingga tembus ke pasar luar negeri. Dalam hal ini Bank Indonesia mengapresiasi langkah BNI melalui BNI Xpora untuk mendorong UMKM lokal Indonesia dapat tembus ke pasar luar negeri," katanya.
Yunita menyampaikan segmen usaha mikro dan kecil terus menunjukkan geliat pertumbuhan yang positif di mana berdasarkan survei BI, sebanyak 63,6 persen dari jumlah UMKM sudah mengalami peningkatan omzet dibandingkan tahun lalu dan 43 persen dari total tersebut mengalami peningkatan omzet untuk ekspor.
"Menariknya, kredit ekspor kita meningkat 107 persen dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhannya hampir 100 juta dolar AS. Bila kredit meningkat, maka terjadi peningkatan permintaan, kinerja dan peningkatan kapasitas UMKM," tambahnya.
Guna mendorong UMKM melakukan ekspor, Yunita menjelaskan bank sentral menggunakan strategi pulls and push. Dari sisi pull, BI memanfaatkan tujuh kantor perwakilan luar negeri untuk bertugas identifikasi pasar, persyaratan, dan kualifikasi yang dibutuhkan, sebab setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda satu sama lain.
"Sisi push-nya, kita siapkan UKM untuk kita persiapkan untuk bisa masuk ke pasar dengan memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh pasar, tingkatkan kapasitas, dan persyaratan, sehingga bisa penuhi 3K yakni kualitas, kuantitas, dan kapasitas," jelasnya.
Baca juga: BNI dan Pelindo Terminal Petikemas sinergi kelola jasa penyaluran gaji karyawan
Baca juga: BNI bukukan laba bersih Rp8,8 triliun pada semester I-2022
Baca juga: BNI komitmen perkuat bisnis global di usia ke-76 tahun