Polres Trenggalek, Jawa Timur, memetakan daerah rawan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama masa perayaan Tahun Baru Islam atau Suroan menurut kalender Jawa.
"Pemetaan daerah rawan itu bertujuan mengantisipasi adanya potensi gesekan atau konflik antarkelompok massa yang berdampak pada gangguan kamtibmas," kata Kepala bagian operasi Polres Trenggalek, Kompol Jimmy Heryanto Hasiholan di Trenggalek, Sabtu.
Ia menjelaskan, langkah ini dilakukan karena saat perayaan Tahun Baru Islam dan tradisi Suroan biasanya terjadi peningkatan volume aktivitas warga, khususnya di jalan-jalan raya maupun tempat umum dan kawasan wisata.
Oleh karena itulah, strategi pengamanan dipersiapkan, antara lain menambah personel di daerah rawan terjadi gesekan.
"Contoh daerah rawan misalnya, daerah perbatasan keluar-masuk di wilayah itu," katanya.
Pengamanan itu melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan lainnya.
Ia menyebut, pihaknya tetap mengedepankan langkah persuasif kepada mereka.
"Kami tak bekerja sendiri. Kami bersama seluruh unsur itu menjaga keamanan. Oleh sebab itu perlu dukungan dari semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas sehingga kegiatan selama bulan Suro berjalan lancar," kata Jimmy.
Kendati melakukannya kesiagaan penuh, pihaknya juga meminta kepada seluruh perguruan silat di daerah itu untuk sama-sama menjaga situasi kamtibmas dan tidak melakukan konvoi.
Konsensus untuk saling menghormati, menjaga perdamaian dan kesejukan serta menjaga keamanan selama kegiatan bulan Suro telah jadi komitmen bersama dalam pernyataan sikap yang ditandatangani masing-masing ketua perguruan pencak silat di Mapolres Trenggalek.