Kediri (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan saat ini kinerja industri perbankan di wilayah kerjanya menunjukkan tren membaik yang ditunjukkan dengan pertumbuhan aset, penghimpunan dana pihak ketiga, dan penyaluran kredit
Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto mengemukakan tren membaiknya kinerja tersebut tercermin dari pertumbuhan total aset yang posisi Maret 2022 mencapai 11,00 persen yoy (year on year, tahun ke tahun).
"Ini didominasi oleh bank umum konvensional maupun bank umum syariah yang naik sebesar Rp13.226 miliar (11,18 persen) menjadi Rp131.539 miliar, serta BPR dan BPRS yang tumbuh sebesar Rp191 miliar (5,25 persen) menjadi Rp3.831 Miliar," katanya dalam acara media update di Kediri, Senin.
Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat cukup terjaga dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,95 persen yoy. Penghimpunan dana pihak ketiga pada bank umum konvensional maupun syariah tumbuh sebesar Rp5.097 miliar (5,95 persen) menjadi Rp90.738 miliar.
"Sedangkan pada BPR dan BPRS sebesar Rp132 miliar (5,51 persen) menjadi Rp2.527 miliar," ujar dia.
Untuk penyaluran kredit/pembiayaan pada sektor UMKM tumbuh sebesar 27,95 persen yoy, tertinggi terutama pada bank umum konvensional maupun syariah mencapai sebesar Rp8.009 miliar (30,09 persen) menjadi Rp34.627 miliar. Sedangkan pada BPR dan BPRS sebesar Rp138 miliar (5,45 persen) menjadi Rp2.667 miliar.
Sementara itu, kinerja industri keuangan nonbank, yakni lembaga keuangan mikro (LKM) dan bank wakaf mikro (BWM) terus tumbuh positif tercermin dari pertumbuhan total aset pada 2021 mencapai 4,31 persen dan penyaluran pembiayaan yang meningkat sebesar 7,04 persen.
Bambang juga menambahkan, selama masa pandemi COVID-19, diketahui kondisi perekonomian mengalami penurunan signifikan.
Kebijakan pembatasan kegiatan, tambah dia, yang mengharuskan masyarakat beraktivitas dari rumah sebagai ikhtiar pencegahan penularan wabah, nyatanya juga berdampak terhadap keberlangsungan usaha masyarakat.
Menurut dia, situasi tersebut mendorong masyarakat untuk berkreasi agar tetap dapat memperoleh penghasilan meski dari rumah.
"Sebagai bentuk kreativitas dan solusi, pada akhirnya banyak aktivitas yang mulai beralih ke arah digital. Bukan hanya aktivitas perkantoran dan kegiatan belajar mengajar, melainkan juga kegiatan usaha, jual beli, bahkan investasi dilakukan dengan memanfaatkan layanan digital," kata Bambang Supriyanto.
OJK Kediri: Kinerja industri perbankan membaik
Senin, 30 Mei 2022 20:07 WIB