Jakarta (ANTARA) - Timnas sepak bola Burkina Faso berharap dapat terus melangkah lebih jauh dalam Piala Afrika hingga final untuk "memberikan kegembiraan" kepada rakyat di negara Afrika barat yang sedang dilanda masalah itu di mana presidennya pekan ini digulingkan dalam kudeta militer.
Tim berjuluk Kuda Jantan yang belum pernah memenangkan gelar kontinental tetapi sempat mencapai final pada 2013 itu akan menghadapi Tunisia dalam babak perempat final Sabtu ini di kota Garoua, Kamerun utara.
Menjelang pertandingan, mereka mendapat dorongan semangat termasuk ketika menerima panggilan telepon pada Jumat pagi dari pemimpin militer baru negara itu.
"Pagi ini kami mendapat kehormatan berbicara dengan presiden baru kami yang memberi kami saran dan dorongan, dan meyakinkan kami bahwa mereka berada di belakang kami sepanjang jalan," kata pelatih tim Burkina Faso Kamou Malo.
“Kami tidak memiliki kewajiban, tetapi adalah tugas kami untuk mencoba melaju ke final dan itu dimulai dengan pertandingan besok (Sabtu).” kata Malo seperti dikutip AFP.
Presiden Roch Marc Christian Kabore ditangkap oleh tentara pemberontak Senin di tengah meningkatnya kemarahan atas kegagalannya membendung kekerasan jihadis yang melanda negara miskin itu.
Pemimpin barunya adalah Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba (41), seorang bintang baru dalam tubuh militer yang memimpin wilayah timur yang dihantam parah oleh para jihadis.
"Ini menunjukkan kami tidak sendirian di sini," kata pemain gelandang Adama Guira. "Terlepas dari situasi di dalam negeri, orang-orang mengikuti kami dan percaya kepada kami. Itu mengangkat semangat kami."
Untuk mencapai semifinal, Burkina Faso harus mengalahkan tim Tunisia yang menempati peringkat keempat di Afrika dan mengalahkan Nigeria pada babak sebelumnya.
Jika lolos, Burkina Faso akan menghadapi Senegal atau Guinea Ekuatorial pada babak empat besar, tetapi mereka sudah mengincar final 6 Februari.
"Mungkin itu akan membantu menenangkan situasi dan akan memberikan banyak kegembiraan bagi keluarga kami dan semua orang yang ada di belakang kami," kata Guira.
"Kami semua sadar akan hal itu dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memberi mereka kegembiraan itu." (*)