Surabaya (ANTARA) - Universitas Surabaya, Halodoc dan Pemerintah Kota setempat vaksinasi COVID-19 booster merek Moderna dengan metode layanan tanpa turun (drive thru) di Lapangan Parkir Kampus II Ubaya Tenggilis sejak Senin (24/1) hingga 10 hari ke depan.
"Selama 10 hari ke depan kami menargetkan dapat menyuntikkan 1.000 dosis vaksin booster per hari. Kegiatan vaksinasi booster drive thru ini digelar mulai dari jam 08:00-15:00 WIB," kata Rektor Ubaya Dr. Benny Lianto di Surabaya, Rabu.
Vaksinasi booster dengan metode lantatur, lanjut Benny, sebagai bentuk kontribusi Ubaya untuk masyarakat, karena proses percepatan vaksin ini penting untuk dilakukan.
"Sehingga selama pandemi Ubaya terus berkontribusi membantu pemerintah di berbagai hal, salah satunya adalah proses percepatan vaksin," katanya.
Selain itu, metode lantatur ini dipilih karena ada ketersediaan lahan yang ideal, sehingga proses vaksin dilaksanakan dengan cepat, nyaman, dan tidak ada antrian orang. “
"Ini juga salah satu bentuk misi Ubaya yakni caring community, yang berarti Ubaya harus peduli untuk masyarakat, khususnya di masa pandemi," ungkapnya.
Benny menegaskan vaksinasi ini terbuka untuk umum dengan beberapa ketentuan, pertama sudah mendapat tiket ke-3 di aplikasi PeduliLindungi. Kedua, sudah mendapat vaksin dosis 1 dan 2 (D1 & D2) AstraZeneca. Dan ketiga, sudah berjalan waktu 6 bulan sejak vaksinasi dosis kedua.
Selanjutnya, memiliki KTP Nasional. Adapun pendaftaran dapat dilakukan di aplikasi Halodoc atau bisa klik https://bit.ly/boostersby.
Benny mengatakan, walaupun pemerintah memiliki support yang tinggi terhadap cakupan vaksinasi di masyarakat bukan menjadi alasan untuk abaikan protokol kesehatan. Masyarakat diingatkan untuk harus tetap menjaga protokol kesehatan.
"Mendapat vaksin saja tidak cukup. Harus tetap menjaga kesehatan dengan baik, dan semoga masyarakat dalam keadaan baik dan sehat," ucapnya.
Sementara itu, Satgas Cegah COVID-19 Ubaya Dinny Arianti menjelaskan bahwa saat ini hanya booster vaksin Moderna saja yang disediakan.
"Masih menunggu alokasi dari pemerintah pusat, khususnya untuk yang D1 dan D2 sinovac," katanya.(*)