Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mendorong upaya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat di wilayah itu melalui program desa tematik, yakni program pengembangan usaha ekonomi fokus pada bidang usaha atau tema tertentu.
"Ada sebanyak 30 desa yang telah menetapkan tema pengembangan ekonomi desa total sebanyak 178 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan," kata Kepala Bidang (Kabid) Fasilitasi Kerja Sama Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Pemkab Pamekasan, Anang Suheka di Pamekasan, Rabu.
Program desa tematik ini merupakan salah satu dari lima program prioritas yang dicanangkan Pemkab Pamekasan di bawah kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam. Empat program lainnya, masing-masing pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi.
Desa tematik ini menjadi salah satu program unggulan Pemkab Pamekasan dengan tujuan agar pengembangan ekonomi masyarakat di Pamekasan bisa merata hingga ke desa-desa, dengan cara mengoptimalkan potensi ekonomi dominan yang ada di desa.
Dengan cara itu, maka masing-masing desa bisa mengembangkan usaha ekonominya, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Desa yang memiliki potensi ekonomi dominan di bidang pariwisata, maka bisa memfokuskan pengembangan ekonominya di sektor pengembangan usaha pariwisata desa, dan dengan demikian maka pariwisata menjadi tema pengembangan ekonomi di desa itu.
"Demikian juga desa yang memiliki potensi ekonomi dominan di bidang perikanan, maka bisa menjadikan tema desanya sebagai desa perikanan dan lain sebagainya," kata Anang.
Dari sebanyak 30 desa yang telah menetapkan tema pengembangan ekonomi desanya itu, lima diantaranya terpilih sebagai desa mandiri. Masing-masing Desa Desa Kertagenah Daja dan Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Desa Samatan, Kecamatan Proppo dan Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan.
Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur menetapkan sebagai wisata, karena di desa itu memiliki potensi objek wisata yang bisa dikembangkan dan telah dikelola dengan baik oleh kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis) di desa itu.
Desa Gagah, menetapkan tema pengembangan ekonominya sebagai Desa Ekonomi Kreatif dan UMKM, Desa Bunder sebagai desa wisata garam, Desa Samatan Desa Pertanian dan Peternakan, sedangkan Desa Palengaan Laok sebagai Desa Ekonomi Kreatif dan UMKM.
"Selain masuk desa mandiri, kelima desa ini juga termasuk desa yang mengembangkan potensi ekonomi dominan di desanya secara baik dan bisa menjadi menjadi nilai tambah bagi masyarakatnya," kata Anang.
Khusus kelima desa terbaik dalam pelaksanaan program desa tematik ini, Pemkab Pamekasan memberikan hadiah khusus, yakni berupa dana tambahan masing-masing sebesar Rp200 juta.
Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, program desa tematik yang dicanangkan Pemkab Pamekasan sebagai upaya untuk mengembangkan ekonomi masyarakat desa itu sejatinya merupakan antitesis dari program One Village One Product yang pernah dicanangkan oleh salah satu gubernur di negara Jepang.
"Tapi saya lebih memilih pengembangan ekonomi melalui pengembangan khusus yang didasarkan potensi dominan yang ada di desa, karena menurut hemat saya lebih mudah untuk diimplementasikan," katanya.
Berkat program ini yang dijalankan dalam rangka berupaya mengembangkan ekonomi masyarakat secara merata dan terpadu berbasis potensi ini, Bupati Baddrut Tamam sering disebut oleh kalangan akademisi dan aparat desa di Pamekasan dengan bapak pembangunan desa.
"Sebutan ini tentu bukan tanpa alasan, karena bupati memang memiliki komitmen pada upaya membangun ekonomi masyarakat desa melalui potensi dominan di desa tersebut yang ia sebut dengan program desa tematik itu," kata akademisi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bakti Bangsa Pamekasan Akh Fawaid.