Tulungagung (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung mengonfirmasi penyebab kematian 26 ekor ternak sapi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, dalam kurun sebulan terakhir karena terjangkit virus anthrax.
"Hasil dari laboratorium menyatakan itu. Sapi-sapi yang mati terindikasi anthrax, sedangkan 44 sapi lainnya sehat," papar Bupati Tulungagung Maryoto Birowo kepada wartawan di Tulungagung, Jumat.
Jumlah ternak yang mati di wilayah Desa Sidomulyo dilaporkan sebanyak 29 ekor, dengan rincian 26 ekor sapi dan tiga ekor kambing.
Kematian ternak secara beruntun itu sempat memicu rumor bahwa ternak warga mati karena diguna-guna.
Selain mati mendadak tanpa sebab, saat dilakukan pembedahan organ dalam pada ternak yang mati oleh warga maupun tim kesehatan hewan Disnak Tulungagung ditemukan sejumlah benda yang bukan jenis pakan ternak, seperti kain, benang, jarum, hingga pecahan logam.
Kasus yang sempat membuat warga gempar itu kemudian diselidiki oleh Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung dengan mengerahkan tim kesehatan hewan untuk mengambil sampel isi lambung, darah, serta empedu ternak yang mati.
Tak hanya ternak yang sudah mati dan dikubur, petugas juga mengambil sampel darah serta feses ternak sapi hidup. Sampel-sampel yang telah dikumpulkan kemudian diperiksakan di laboratorium di Surabaya dan hasilnya sebagaimana diumumkan oleh Bupati Maryoto Birowo, bahwa penyebab kematian karena terjangkit virus anthrax.
Temuan itu kini telah dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Pertanian.
Guna mencegah penyebaran lebih lanjut, Pemkab Tulungagung memberlakukan kebijakan "penutupan" atau pencegahan bagi peternak yang ingin membawa ternak sapi maupun kambing mereka keluar dari Desa Sidomulyo.
"Bahasanya seperti di-lock down-lah. Sapi-sapi di wilayah desa itu belum bisa keluar,” kata Maryoto.
Untuk mengefektifkan pencegahan itu, Disnak Tulungagung berkoordinasi dengan jajaran Forkopimcam Pagerwojo melakukan penjagaan dengan mendirikan posko bersama.
Petugas yang berjaga di posko berasal dari Kementerian Pertanian dan Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Sapi yang sehat dilakukan proteksi berupa penyemprotan kandang menggunakan disinfektan.
Maryoto meminta warga yang memiliki ternak untuk mengawasi ternaknya. Jika menemukan gejala sakit pada ternaknya, diminta untuk melaporkan ke posko yang didirikan.
Meski demikian, pemkab tak akan menutup pasar hewan, dengan alasan sudah melakukan isolasi pada ternak yang sakit.
Anthrax dikenal sebagai penyakit hewan ternak yang bisa menular ke manusia atau zoonosis.
Kematian 26 sapi di Tulungagung karena virus anthrax
Jumat, 4 Juni 2021 21:32 WIB