Surabaya (ANTARA) - Seorang anak yang didiagnosa mengalami gizi buruk di daerah Simomulyo, Kota Surabaya, Jatim, Danrian Setya Pratama umur 8 tahun yang kini tengah sakit membutuhkan perhatian dari pemerintah kota setempat.
"Kemarin (10/5) saya menjenguk Andri (panggilan Danrian Setya Pratama) di rumahnya. Saat ini ia tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa, hanya tidur terlentang dan bengkak di daerah lutut," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Selasa.
Reni menjelaskan anak itu memiliki riwayat sakit sejak usia 3 bulan. Tri Rismaharini yang saat itu masih menjadi Wali Kota Surabaya sempat membawa Andri untuk dirawat di RSUD dr. Soewandie Surabaya.
Sekitar 4 bulan yang lalu Andri diketahui jatuh di sekolahnya. Hanya Andri tidak menyampaikan kejadian tersebut ke keluarganya. Tidak lama berselang, Andri kesulitan untuk berjalan seperti biasa, sekitar 1 bulan lamanya.
"Saat itu, Andri juga belum pernah diperiksa di layanan kesehatan atau puskesmas," ujar Reni.
Hal itu, lanjut dia, dikarenakan ada permasalahan administrasi sehingga pihak orang tua Andri belum bisa mengurus pengobatan gratis melalui BPJS Kesehatan. Namun, permasalahan telah terselesaikan karena pihak orang tua sudah mengurus KK, sehingga pengobatan bisa ditindaklanjuti.
"KK sudah tercetak dan BPJS Kesehatan sudah aktif. Sekarang tinggal menunggu kesiapan dari keluarga untuk segera mendapat penanganan, Insya Allah besok Selasa (11/5) akan di bawa ke RSUD Soewandhi," ujarnya.
Berdasarkan laporan puskesmas, keluhan sakit muncul sejak April 2021, Andri sudah tidak bisa duduk dan jalan karena mengeluhkan sakit di daerah lutut dan pinggang. Sehingga Andri saat ini hanya bisa tidur terlentang dan bengkak di daerah lutut.
Diketahui kondisi sosial ekonomi keluarga Andri kekurangan. Ibu Andri bernama Ngateminah (48) bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan ayahnya, Setyo Budi (42) sebagai petugas keamanan lepas di Margomulyo.
Untuk itu, Reni berterima kasih kepada pengurus RW dan warga setempat yang selama ini sudah memberi perhatian kepada Andri dan keluarganya.
"Terima kasih kepada warga dan semua yang peduli dan juga kepada puskesmas, kelurahan dan kecamatan yang hari ini bersegera membantu, ayo kita bersama melayani rakyat," katanya. (*)
Kepala Dinas Kesehatan, (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan, di tengah pandemi COVID-19 ini, pihaknya tidak pernah lupa untuk memperhatikan pertumbuhan para balita, salah satunya memastikan program Posyandu serta pendistribusian vitamin A.
"Mekanismenya balita-balita itu akan dipantau pertumbuhan tinggi berat badannya dengan menggunakan pita lila. Jika pita lila yang hasilnya di bawah 12.5 senti meter, maka akan dilakukan intervensi untuk mencegah stunting.
"Kami terus lakukan pemantauan untuk para balita untuk mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin," katanya. (*)
Anak alami gizi buruk di Surabaya butuh perhatian pemerintah
Selasa, 11 Mei 2021 8:29 WIB
Saat ini ia tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa, hanya tidur terlentang dan bengkak di daerah lutut