Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga Surabaya menjajaki kerja sama dengan 10 universitas di Prancis sebagai pelaksanaan penerapan program Kampus Merdeka Merdeka Belajar (KMMB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Wakil Atase Kerja Sama Universitas Annisa Fauziah di Surabaya, Rabu mengatakan ada lebih dari 10 universitas di Prancis yang siap merealisasikan program KMMB untuk diikuti Unair.
"Berdasarkan data kami, Unair menjadi salah satu universitas di Indonesia yang memiliki alumnus terbanyak lulusan kampus di Prancis. Ada 30 mahasiswa," ujarnya
Tahun ini, lanjut Annisa, perguruan tinggi di Indonesia menjadi salah satu prioritas target kerja sama perguruan tinggi yang ada di Prancis.
Hal itu dikarenakan Kemendikbud telah merealisasikan program KMMB, maka salah satu wujudnya adalah optimalisasi mobilitas mahasiswa ke luar negeri.
"Ada lebih dari 10 perguruan tinggi Prancis yang telah mengajukan proposal ke kami untuk kami komunikasikan ke Kemendikbud untuk program LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Ini yang kami dorong untuk diikuti Unair," katanya.
Tahun ini terdapat kuota 1.000 mahasiswa Indonesia untuk Prancis, dan akan dilipatkan 10 kali di tahun depan yakni sekitar 10.000 mahasiswa.
"Terkait kebijakan pandemi COVIF-19, Prancis memberikan kebebasan visa belajar jangka panjang (lebih dari 90 hari) untuk mahasiswa," ujarnya.
Di sisi lain, Unair didorong untuk memberikan daftar potensi program studi prioritas yang dapat dikerjasamakan dengan perguruan tinggi Prancis tersebut.
Menyambut baik
Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Unair Prof. Dr Bambang Sektiari Lukiswanto menyambut baik peluang kerja sama tersebut.
Mengingat, banyak aspek yang perlu dicapai Unair dalam proyeksinya menjadi World Class University. Di antaranya memajukan kurikulum dan kapabilitas berstandar internasional.
"Termasuk juga berkolaborasi dengan berbagai pihak pemerintah dan lembaga non-pemerintah. Nasional maupun internasional," ujarnya.
"Kami percaya, akan memiliki efek yang menstimulasi pada aspek kehidupan universitas yang komprehensif," katanya.
Prof. Bambang menyampaikan, di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, terdapat mata kuliah bahasa dan sastra Prancis 4 SKS.
Diharapkan potensi itu dapat dikembangkan dengan penerbitan sertifikat kemahiran bahasa Prancis sesuai standar.
Berdasar pertemuan tersebut, lanjut Prof. Bambang, ada empat hal yang segera disiapkan Unair bersama dengan pihak Kedutaan Prancis.
Pertama, Unair akan segera memberikan list program studi prioritas yang dikerjasamakan dengan pihak Prancis.
"Kedua, segera dilakukan penyusunan proposal dan review proposal dari perguruan tinggi Prancis untuk disinkronisasi. Ketiga, penyediaan informasi pendidikan tinggi Prancis untuk mahasiswa Unair," ujarnya.
Terakhir, Unair bersama pihak Prancis bekerja sama terkait penyiapan penguasaan bahasa untuk mahasiswa.
"Kami menyambut baik tawaran untuk saling pengertian dan persahabatan di antara masyarakat, terutama generasi muda seperti siswa kami," ungkapnya.(*)