Pemkot Malang targetkan pembangunan proyek besar rampung akhir 2020

Dokumentasi - Seorang pekerja mengerjakan proyek pembangunan kawasan wisata cagar budaya (heritage) di Kayutangan, Malang, Jawa Timur, Rabu (11/11/20). Proyek pembangunan kawasan wisata heritage senilai Rp23 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut diperkirakan akan rampung dalam kurun waktu dua bulan. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).

Malang (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang menargetkan proses pembangunan beberapa proyek besar yang ada di wilayah tersebut rampung pada akhir tahun 2020.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan beberapa proyek besar yang ditargetkan rampung pada akhir 2020, di antaranya pembangunan kawasan wisata heritage Kayutangan dan jembatan Kedungkandang.

"Proyek besar akhir tahun ini clear. Saya sudah melihat di beberapa titik, sudah general cleaning, dan general finishing," kata Sutiaji dikutip dari akun Youtube miliknya, Sam Sutiaji, Sabtu.

Pada pembangunan jembatan yang menghubungkan antara wilayah Kedungkandan dengan Bumiayu tersebut sempat mengalami kendala dengan ambrolnya satu titik plengsengan karena diguyur hujan deras.

Sutiaji menambahkan pihaknya memastikan jembatan Kedungkandang tersebut selesai tepat waktu. Diharapkan dengan dibukanya jembatan Kedungkandang yang merupakan akses alternatif menuju Malang Selatan tersebut bisa mengurai kemacetan yang saat ini terjadi.

"Pada akhir tahun, jembatan Kedungkandang dan Kayutangan dibuka. Kenapa ini saya tegaskan, karena Kota Malang masuk dalam zona merah, ketika nanti ada kemacetan saya khawatir ada risiko penyebaran COVID-19," ujar Sutiaji.

Sementara itu, terkait pembangunan kawasan wisata Malang Heritage di kawasan Kayutangan, pada Sabtu (19/12) telah dilakukan tahapan uji coba kekuatan struktur, dengan mengerahkan truk bermuatan 14 ton.

"Hari ini dilakukan cek fisik. Diberikan beban 14 ton, tidak ada goyangan. Besok akan dilakukan finishing dan Senin akan dibuka untuk pengguna jalan," kata Sutiaji.

Rencana pengembangan kawasan Kayutangan akan dijadikan wilayah yang menyerupai kawasan Malioboro di Yogyakarta, tetapi sesuai dengan karakteristik Kota Malang dan dikemas dalam konsep Malang City Heritage.

Koridor Kayutangan, atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmad dipilih karena memiliki nilai sejarah tinggi. Pendanaan pembangunan kawasan tersebut sebagian besar berasal dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), dengan total Rp23 miliar.

Rencana Pemerintah Kota Malang dalam konsep Malang City Heritage untuk wilayah Kayutangan adalah mewujudkan suatu kawasan heritage atau warisan budaya yang sekaligus menjadi destinasi wisata.