Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membagikan alat khusus yang akan memungkinkan untuk migrasi televisi analog ke televisi digital atau Analog Switch Off (ASO) kepada keluarga yang kurang mampu.
Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kominfo, Ahmad M. Ramli, menjelaskan alat, yang bernama set top box, itu dapat menjadi penerima siaran TV digital, meskipun pesawat televisi masih analog, sehingga masyarakat masih dapat menggunakan TV lama yang tidak memiliki kemampuan digital.
"Pemerintah juga memperhatikan hal ini, dari sinilah kita memetakan penduduk yang tergolong kurang mampu, yang TV-nya masih analog harus mendapatkan bantuan set top box ini," ujar Ramli dalam webinar sosialiasi televisi digital, Rabu.
Hal tersebut juga disampaikan Direktur Penyiaran Kominfo, Geryantika Kurnia, yang mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan menyiapkan infrastruktur untuk persiapan menuju ASO nasional.
"Pemerintah sudah menjamin sekitar 6,7 juta set top box yang akan dibagikan gratis kepada keluarga miskin, jadi roadmap-nya sudah siap," kata Geryantika.
Sebagai bagian dari peta jalan untuk mencapai target ASO nasional pada 2022, Geryantika mengatakan Kominfo bahkan telah membuat gugus tugas migrasi TV analog ke digital.
Gugus tugas akan fokus memindahkan sebanyak 728 TV analog yang ada di Indonesia ke digital, baiknya secara simulcast ataupun digital.
Jika dibandingkan negara lain, jumlah tv di Indonesia tersebut sangat jauh lebih banyak. Hal ini, menurut Geryantika, juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia untuk migrasi dari TV analog ke digital.
Dalam pelaksanaan ASO, Geryantika mengatakan juga akan melibatkan swasta, selain telah membangun jaringan mux TVRI di 34 propinsi. Namun, menurut dia, mux TVRI tersebut tidak dapat menampung sebanyak 728 TV analog.
Meski begitu, dia menyebut sebanyak 12 provinsi di Indonesia telah siap untuk migrasi analog ke digital. "Jadi, TV analog yang ada di 12 provinsi bisa langsung simulcast atau pindah langsung ke digital," ujar Geryantika.
Sisanya, ada 22 propinsi yang belum memiliki frekuensi mux diharapkan dapat didukung oleh swasta. Geryantika menargetkan sekitar bulan Juni atau Juli 2021 semua infrastruktur digital telah siap di 34 provinsi, sehingga target ASO nasional pada 2020 dapat terpenuhi. (*)