Situbondo (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (DPPPA) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu, menerjunkan tim trauma healing pascaterjadinya aksi anarkisme oknum anggota perguruan silat PSHT melakukan penganiayaan dan perusakan rumah warga pada Senin (10/8) dini hari.
Pelayanan pemulihan mental anak-anak dan ibu rumah tangga di Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran dan Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, itu guna mengurangi rasa trauma anak-anak pascaperistiwa penganiaan dan perusakan rumah dan tempat usaha milik warga.
"Ini merupakan inisiatif dari pemerintah, melihat kejadian ini khususnya untuk anak memang kami langsung melangkah dengan menyiapkan pendamping psikologi, pendamping sosial untuk melihat seberapa besar potensi trauma yang diakibatkan," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Situbondo Imam Hidayat di Situbondo, Rabu.
Katanya, lanjut dia, selain memberikan pelayanan pemulihan psikologi dan sosial, pihaknya juga memberikan fasilitas edukasinya, berupa buku cerita dan mainan untuk anak-anak. Selain itu, pihaknya juga menyediakan makanan bernutrisi untuk menjaga kesehatan anak.
Sementara itu, psikolog Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak Situbondo, Laily Abidah Laily Abidah menyampaikan bahwa hasil analisa sementara anak-anak dan ibu rumah tangga belum mengalami trauma.
Namun demikian, kondisi sperti saat ini harus terus dipantau setiap saat untuk memastikan bahwa mereka tidak mengalami rasa trauma pasca kerusuhan perusakan dan penganiaan puluhan rumah dan tempat usaha warga.
"Hasil obeservasi tadi mereka masih cukup baik, bisa tidur, makan dengan rutin, merespons dengan baik. Tetapi kami masih terus melakukan observasi lanjutan, untuk memastikan bahwa dalam waktu panjang kedepan peristiwa ini tidak mempengaruhi kondisi anak maupun ibu," paparnya.
Dari pantauan, tim trauma healing menghibur sekitar 22 orang anak-anak dengan mengajak bermain bersama, hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak trauma mental anak-anak pascaterjadinya aksi anarkisme oknum anggota perguruan pencak silat itu.
Pada Senin (10/8) dini hari, seratusan orang oknum anggota PSHT melakukan aksi berutal dengan merusak rumah dan tempat usaha serta empat unit mobil milik warga. (*)