Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur menyiapkan trauma healing untuk korban selamat reruntuhan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny yakni Syahlendra Haikal (13) asal Desa Sepuhgembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.
"Kami ingin Haikal tumbuh kuat dan tetap semangat mengejar cita-citanya. Pemkab Probolinggo siap mendampingi proses pemulihannya," kata Bupati Probolinggo Mohammad Haris dalam keterangannya di kabupaten setempat, Kamis.
Haris bersama Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo Samsur, Kepala Dinas Kesehatan dr. Hariawan Dwi Tamtomo dan Kepala Dinas Sosial Rachmad Hidayanto sudah menjenguk Haikal ke RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Rabu (8/10).
"Itu musibah yang bisa terjadi di mana saja. Kami datang untuk menguatkan, memastikan kondisi fisik dan psikologis Haikal baik serta menjamin pendidikannya ke depan," tuturnya.
Menurutnya pemerintah daerah akan memastikan pendampingan total bagi Haikal mulai dari aspek medis, psikologis hingga keberlanjutan pendidikan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo memastikan kondisi Haikal kini stabil dan terus membaik, sehingga pemda telah menyiapkan program trauma healing yang akan dilakukan secara berkelanjutan.
"Setelah pulang dari rumah sakit, Haikal akan mendapat pendampingan dari tim medis, psikolog dan psikiater agar bisa pulih secara fisik dan mental," katanya.
Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo juga menyiapkan dukungan sosial dan edukatif bagi keluarga Haikal, termasuk pemenuhan kebutuhan logistik dan akses layanan sosial selama masa pemulihan.
Dukungan moral dan pendampingan dari Gus Haris beserta jajarannya menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir di tengah warganya, terutama saat menghadapi ujian hidup yang berat.
Kisah keteguhan iman Haikal menjadi sorotan publik. Dalam kondisi terhimpit reruntuhan, ia tetap berusaha melaksanakan shalat dan menolak meminum air milik temannya yang sudah wafat. “Itu bukan hak saya,” kata Haikal lirih, menunjukkan kejujuran dan keteguhan hati luar biasa.
Ibunya, Dwi Ajeng menceritakan bahwa Haikal sempat merasa diberi minum oleh seorang anak kecil misterius saat terjebak. “Itu yang membuat saya yakin ada pertolongan Allah SWT,” ucapnya haru.
