Surabaya (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur memberikan layanan trauma healing kepada tiga keluarga korban ambruknya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Mereka tidak mendatangi kita karena memang saya rasa di sinilah ketajaman intuisi kita. Ketika ada yang mulai tidak fokus, atau bersandar sama keluarganya, itu kita sapa, kita beri sedikit refleksi," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani di Surabaya, Sabtu.
Ia menjelaskan ketiga keluarga korban yang mendapat layanan trauma healing tidak menunjukkan gejala ekstrem sehingga pendampingan hanya berupa motivasi dan penguatan psikologis, tanpa perlu obat-obatan atau rujukan ke rumah sakit jiwa.
“Yang tiga ini sudah bisa ikhlas. Hanya perlu motivasi, tidak perlu obat-obatan. Tetapi nanti ketika bertemu langsung dengan jenazah, itu bisa menjadi tahap berikutnya,” kata dia.
Restu menambahkan, trauma healing melibatkan pekerja sosial, relawan Jatim Social Care, serta tenaga psikolog klinis dari Rumah Sakit Menur.
Dinsos Jatim juga berkoordinasi dengan komunitas terapis untuk membantu menurunkan tingkat stres keluarga korban.
Selain memberikan motivasi, tim Dinsos Jatim juga memastikan kebutuhan dasar keluarga korban terpenuhi.
“Asupan juga penting. Ada minuman hangat, makanan ringan, karena ada yang tidak bisa makan nasi akibat terlalu sedih,” ujarnya.
