Mojokerto (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyerahkan 589 paket sembako bagi para pelaku usaha pariwisata yang dirumahkan, PKL di tempat wisata serta pelaku seni budaya di Kabupaten Mojokerto, Selasa.
Novantiar selaku perwakilan Kemenparekraf RI, Selasa, mengatakan pihaknya meminta supaya dampak luar biasa dari pandemi COVID-19, tidak menjadi penghalang kreativitas dalam berkarya serta kemajuan sektor pariwisata.
"Meski pandemi, kita semua punya harapan besar agar wisata dapat tetap kuat bertumbuh, serta tidak menghalangi kita dalam berkreasi," kata Novantiar di sela kegiatan di Wisata Air Terjun Dlundung Kecamatan Trawas, Kabupaten, Mojokerto.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bupati Mojokerto Pungkasiadi, pada acara “Gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (Gerakan BISA)” bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disparpora) Kabupaten Mojokerto.
Gerakan BISA merupakan program padat karya yang mengikutsertakan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan destinasi pariwisata.
Dari gerakan ini pula, destinasi wisata diharapkan siap untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
Bupati Mojokerto, Pungkasiadi mengatakan saat ini Pemkab Mojokerto terus berupaya menekan angka penyebaran COVID-19. Dengan menegakkan disiplin protokol kesehatan pencegahan COVID-19, bupati berharap agar keadaan bisa segera membaik termasuk di dalamnya pemulihan ekonomi berserta wisata.
"Angka kesembuhan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Mojokerto, saat ini sudah mencapai 82 persen. Pemerintah terus berusaha menanggulangi, namun saya minta tetap disiplin protokol kesehatan demi percepatan penanggulangan pandemi. Pandemi ini harus cepat selesai, masyarakat sehat, ekonomi kuat termasuk wisatanya," katanya.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi XI DPR RI Abdul Hakim Bafagih mengatakan beberapa hal terkait konsep pengembangan wisata jangka panjang dengan menekankan supaya sistem penataan wisata, memperhatikan masalah pengelolaan.
"Pemerintah daerah harus memikirkan konsep pembangunan wisata jangka panjang. Problem di bidang wisata selama ini ada di sistem pengelolaannya. Seperti wisata Manduro. Setelah viral, tempatnya rusak karena pengunjung yang tidak menjaga lingkungan, serta kurangnya pengelolaan," ucapnya.
Dirinya juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan wisata, supaya wisatawan yang datang memiliki kesan yang baik dan ingin kembali lagi.
'Banyak turis yang suka dengan wisata alam Indonesia. Sayangnya, banyak yang tidak mau kembali lagi karena lingkungan tidak terjaga. Seperti problem sampah sepanjang track wisata. Kita harus bisa mengatasi problem tersebut," katanya.
Kemenparekraf serahkan 589 paket sembako kepada pelaku usaha pariwisata
Selasa, 11 Agustus 2020 19:14 WIB