Pasuruan (ANTARA) - Pengalaman pahit sempat dirasakan Tri Muncar saat mengetahui anaknya, M. Emile Cahyo Ferriyansyah, mengalami patah tulang di pergelangan tangannya.
Kejadian ini amat memukul dirinya lantaran Emile, panggilan anaknya, sampai harus berbaring di meja operasi.
"Kejadiannya dua tahun lalu, tepatnya Desember 2018. Anak saya jatuh dari sepeda terus pergelangan tangannya patah. Pikiran saya langsung kacau. Saya bawa dia ke rumah sakit dan sampai di sana harus operasi," katanya
Dikatakan Tri, kejadian saat itu begitu cepat dan dirinya tak sempat berpikir menyiapkan segala berkas maupun sekadar biaya untuk keperluan perawatan anaknya. Hanya berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik anaknya, Tri Muncar memantapkan hati untuk langsung membawa Emile ke rumah sakit.
"Yang di pikiran saya memang hanya bawa kartu BPJS (Kartu Indonesia Sehat, red) waktu itu. Soal harus ada biaya lagi dan lain sebagainya, saya pikirkan setelahnya bareng suami. Yang penting tangan anak saya lekas ditangani dan dia tidak mengeluhkan sakit lagi," katanya.
Diceritakan Tri, saat itu kondisi tangan anaknya sudah mengalami bengkak dan memar. Ia tak kuasa menahan sedih sembari menenangkan Emile yang sepanjang jalan hanya menangis lantaran menahan sakit.
Rumah Sakit Graha Sehat Medika (GSM) Kota Pasuruan menjadi tempat Emile menjalani perawatan pertama. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) tersebut dipilih lantaran lokasinya yang relatif dekat dengan tempat tinggal Tri selain karena kebutuhan perawatan yang mendesak.
"Sampai di rumah sakit langsung dibawa ke IGD (Instalasi Gawat Darurat). Di sana langsung ditangani sama dokter yang jaga. Kemudian suruh nunggu hasil rontgen hari itu dan alhamdulillah kondisi anak saya sudah lebih baik karena cepat menerima penanganan," ujarnya.
Selang tiga bulan dari kejadian, kondisi tangan Emile sudah jauh lebih baik. Tri melanjutkan, jika anak bungsunya tersebut sudah diperbolehkan melepas pen tulang yang membalut tangannya. Pelepasan pen tersebut dilakukan di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan pada Februari 2019 lalu. Hingga beberapa bulan kemudian Emile rutin kontrol di rumah sakit yang sama.
"Alhamdulillah, perawatan dari operasi dulu berjalan lancar. Tiap kali kontrol perkembangannya terus membaik kata dokter. Dapat tiga bulanan anak saya lepas pen dan kebetulan rumah sakitnya beda waktu ini. Semua gratis karena saya pakai BPJS (Kartu Indonesia Sehat, red)," katanya.
Lebih lanjut, Tri mengungkapkan rasa puasnya selama menggunakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di rumah sakit. Ia tak menemukan bentuk kesulitan yang terkadang sering ia dengar dari kebanyakan orang. Ia bersyukur sejak awal operasi hingga masa kontrol segala biayanya telah ditanggung Program JKN-KIS.
"Dari yang awal dulu operasi terus sampai sembuh total itu semua gratis. Saya dan suami tidak ada persiapan karena ini juga musibah. Belum lagi pas dokter bilang Emile harus operasi rasanya tidak sanggup kalau harus cari biaya. Semua ini pertolongan Allah, saya bersyukur sekali. Kami juga lega karena sudah ikut BPJS (Program JKN-KIS, red) sejak lama," pungkas ibu 2 anak ini.