Pamekasan (ANTARA) - Polres Pamekasan, Jawa Timur, menjadikan Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata, sebagai percontohan pesantren tangguh dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19).
"Kami menetapkan Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, sebagai percontohan Pesantren Tangguh COVID-19, karena pesantren ini paling siap, disamping memang sarana dan prasarana penunjang dalam menjalankan protokol kesehatan paling lengkap," kata Kasat Bimmas Polres Pamekasan AKP Bambang Irawan di Pamekasan, Sabtu.
Pondok Pesantren yang terletak di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, ini memang dilengkapi dengan sarana penunjang protokol kesehatan. Selain di beberapa titik memang telah tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir, di pesantren ini juga telah memiliki klinik kesehatan.
"Kami berharap, Bata-bata akan menjadi contoh bagi pesantren lain dalam menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona," katanya.
Pada Sabtu (13/6) aparat Polres Pamekasan telah memasang spanduk dan baliho yang intinya mengumumkan bahwa Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata itu merupakan pesantren tangguh COVID-19.
Pondok Pesantren asuhan RKH Tohir Zain Abdul Hamid ini memang dikenal pesantren yang peduli pada masalah-masalah kesehatan. Sebelum ditetapkan sebagai Pesantren Tangguh COVID-19, lembaga ini telah melakukan upaya mandiri guna mencegah penyebaran virus corona di kalangan para santri.
Salah satunya dengan membentuk Satgas Anti-Corona (Satcor) yang bertugas merencanakan, melaksanakan, serta memberikan informasi terkait prosedur dan mekanisme kembalinya santri ke pondok pesantren pascalibur Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah di masa pandemi corona ini.
Menurut Juru Bicara Satgas Corona Pondok Pesantren Bata-bata Mustafa Afif, selain untuk mempersiapkan kembalinya santri pascalibur Ramadhan dan Idul Fitri, Satgas khusus bentukan pesantren Bata-bata itu juga mempersiapkan pola kebiasaan hidup normal baru di kalangan santri.
"Mulai dari santri, keamanan, ustadz, tamu, bahkan para pedagang sekalipun nantinya kami imbau untuk taat protokol COVID-19, yaitu wajib memakai masker, sering cuci tangan menggunakan sabun, mekanisme cek suhu tubuh, serta sebisa mungkin menerapkan physical and social distancing," katanya, menjelaskan.
"Tentu saja ini adalah apresiasi yang baik. Tapi jauh lebih dari itu, semua pihak harus saling mendukung dan bekerja sama. Pendidikan harus tetap berjalan, ," katanya, menambahkan.
Ia menjelaskan, hingga kini sudah hampir 10 ribu santri telah kembali ke pondok pesantren, dan mereka semuanya ditekankan untuk menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai jenis kegiatan pesantren, mulai dari kegiatan belajar mengajar di ruang kelas, pengajian Alquran dan kitab kuning, hingga pola komunikasi antarsantri.