Buruh migran terduga COVID-19 di RSUD Tulungagung dipastikan negatif corona
Senin, 9 Maret 2020 21:48 WIB
Sehari tiba di rumah sakit, penyakitnya baru. Hasil lab negatif, pasien sudah boleh pulang
Tulungagung (ANTARA) - Seorang buruh migran yang diduga mengidap virus corona atau COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, dipastikan negatif corona.
Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes, Senin, menyatakan dengan merujuk hasil uji laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI atas sampel swap tenggorokan pasien DS (41), maka dipastikan yang bersangkutan negatif mengidap COVID-19.
"Hari ini sudah konfirm hasilnya. Secara laboratoris dinyatakan negatif (COVID-19). Jadi kami mohon masyarakat untuk tetap tenang. Karena yang di Tulungagung tidak ada satupun yang dinyatakan positif Corona," kata Dokter Pri, sapaan dr Supriyanto, menjelaskan.
Pasien itu kemudian diperkenankan pulang. Buruh migran asal Kecamatan Rejotangan yang telah lama bekerja di Hong Kong itu keluar dari ruang isolasi Pulmonary RSUD dr. Iskak dengan disambut suaminya yang telah menunggu di luar.
DS ini sempat diisolasi selama lima hari, yakni sejak 3-9 Februari 2020 di RSUD dr Iskak Tulungagung.
DS dinyatakan negatif COVID-19 setelah hasil uji laboratorium dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan keluar dan diterima oleh RSUD dr. Iskak.
"Hasil uji lab menyatakan pasien menderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Termasuk penyakit ringan sebenarnya, seperti influenza, tidak ada riwayat penyakit itu sebelumnya. Sehari tiba di rumah sakit, penyakitnya baru. Hasil lab negatif, pasien sudah boleh pulang," ujar dokter Spesialis Paru RSUD dr. Iskak Tulungagung, Mohammad Arfi.
Sebagai pencegahan, Dokter Pri mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara menjaga pola hidup bersih.
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menjadi salah upaya untuk menjaga kesehatan diri.
"Tidak ada jalan lain yang efektif, kecuali meningkatkan kewaspadaan diri sendiri. Menjaga agar daya tahan tubuh tidak turun dengan makan makanan yang cukup, istirahat cukup, kemudian hindari mengucek wajah dengan tangan yang belum dicuci, dan senantiasa mencuci tangan setiap usai menyentuh bahan di luar rumah," katanya.
Ia juga meminta agar tiap kepala desa di Tulungagung segera melapor ke Dinas Kesehatan jika ada TKI yang baru pulang dari negara terpapar virus corona.
DS mulai diisolasi di RSUD dr. Iskak Tulungagung pada Selasa (3/3). Pasien dirujuk Puskesmas Rejotangan karena menderita gangguan pernafasan atas usai pulang dari Hong Kong.
DS menceritakan, ia sempat melakukan perjalanan ke China selama 10 hari sebelumnya mengalami radang tenggorokan. DS dan majikannya pergi ke Ghuangzou. Saat itu ia menderita flu, namun dinyatakan negatif COVID-19. DS mengaku memang memiliki alergi musim dingin.
"Awalnya 23 Januari, bos saya mengajak ke China 10 hari. Itu kan lebaran China (Imlek). Saya kembali ke Hong Kong tanggal 2 Februari. Itu saya cuma flu sama batuk karena musim dingin," katanya, usai keluar dari ruang isolasi.
Pemeriksaan dengan hasil yang sama juga dilakukan di Hong Kong. Baru pada 27 Februari 2020, DS pulang ke Indonesia dan mengeluhkan gangguan pernafasan atas.
Karena punya riwayat berkunjung ke negara terpapar itulah yang membuat DS akhirnya diisolasi sekitar sepekan.
Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes, Senin, menyatakan dengan merujuk hasil uji laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI atas sampel swap tenggorokan pasien DS (41), maka dipastikan yang bersangkutan negatif mengidap COVID-19.
"Hari ini sudah konfirm hasilnya. Secara laboratoris dinyatakan negatif (COVID-19). Jadi kami mohon masyarakat untuk tetap tenang. Karena yang di Tulungagung tidak ada satupun yang dinyatakan positif Corona," kata Dokter Pri, sapaan dr Supriyanto, menjelaskan.
Pasien itu kemudian diperkenankan pulang. Buruh migran asal Kecamatan Rejotangan yang telah lama bekerja di Hong Kong itu keluar dari ruang isolasi Pulmonary RSUD dr. Iskak dengan disambut suaminya yang telah menunggu di luar.
DS ini sempat diisolasi selama lima hari, yakni sejak 3-9 Februari 2020 di RSUD dr Iskak Tulungagung.
DS dinyatakan negatif COVID-19 setelah hasil uji laboratorium dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan keluar dan diterima oleh RSUD dr. Iskak.
"Hasil uji lab menyatakan pasien menderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Termasuk penyakit ringan sebenarnya, seperti influenza, tidak ada riwayat penyakit itu sebelumnya. Sehari tiba di rumah sakit, penyakitnya baru. Hasil lab negatif, pasien sudah boleh pulang," ujar dokter Spesialis Paru RSUD dr. Iskak Tulungagung, Mohammad Arfi.
Sebagai pencegahan, Dokter Pri mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara menjaga pola hidup bersih.
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menjadi salah upaya untuk menjaga kesehatan diri.
"Tidak ada jalan lain yang efektif, kecuali meningkatkan kewaspadaan diri sendiri. Menjaga agar daya tahan tubuh tidak turun dengan makan makanan yang cukup, istirahat cukup, kemudian hindari mengucek wajah dengan tangan yang belum dicuci, dan senantiasa mencuci tangan setiap usai menyentuh bahan di luar rumah," katanya.
Ia juga meminta agar tiap kepala desa di Tulungagung segera melapor ke Dinas Kesehatan jika ada TKI yang baru pulang dari negara terpapar virus corona.
DS mulai diisolasi di RSUD dr. Iskak Tulungagung pada Selasa (3/3). Pasien dirujuk Puskesmas Rejotangan karena menderita gangguan pernafasan atas usai pulang dari Hong Kong.
DS menceritakan, ia sempat melakukan perjalanan ke China selama 10 hari sebelumnya mengalami radang tenggorokan. DS dan majikannya pergi ke Ghuangzou. Saat itu ia menderita flu, namun dinyatakan negatif COVID-19. DS mengaku memang memiliki alergi musim dingin.
"Awalnya 23 Januari, bos saya mengajak ke China 10 hari. Itu kan lebaran China (Imlek). Saya kembali ke Hong Kong tanggal 2 Februari. Itu saya cuma flu sama batuk karena musim dingin," katanya, usai keluar dari ruang isolasi.
Pemeriksaan dengan hasil yang sama juga dilakukan di Hong Kong. Baru pada 27 Februari 2020, DS pulang ke Indonesia dan mengeluhkan gangguan pernafasan atas.
Karena punya riwayat berkunjung ke negara terpapar itulah yang membuat DS akhirnya diisolasi sekitar sepekan.