Jombang (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, menyelidiki dugaan perampokan disertai dengan pembunuhan seorang guru sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Jombang.
Kapolres Jombang AKBP Bobby P Tambunan mengemukakan pihaknya masih dalam penyelidikan kasus perampokan disertai pembunuhan guru SMP itu dan anggotanya sudah ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Korban menderita luka pada bagian kepala dan juga pelipis mata," katanya kepada wartawan di Jombang, Sabtu.
Korban perampokan disertai pembunuhan itu diketahui bernama Eli Maridah (47), seorang guru SMPN 1 Perak, Kabupaten Jombang. Ia mengajar pelajaran matematika.
Warga Dusun Tondowulan, Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, tersebut ditemukan meninggal dunia pada Sabtu siang. Jenazahnya ditemukan telentang di bagian belakang rumah di dekat ruang mencuci pakaian.
Saat melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) di rumah korban, petugas juga menemukan banyak ceceran darah. Polisi juga memeriksa tubuh korban dan mengidentifikasi adanya luka pada bagian kepala dan juga pelipis matanya.
Petugas juga menemukan sebuah batako yang terdapat bercak darah serta sebuah pisau dapur. Saat diamankan petugas, pisau tersebut juga nampak dalam kondisi melengkung. Selain itu, di pisau juga terdapat bercak darah.
"Tadi ditemukan pisau. Kami temukan juga balok (batako) yang ada bercak darahnya. Itu yang kami duga digunakan pelaku untuk membantu dalam beraksi," ujar dia.
Polisi menduga kekerasan terhadap korban menyebabkan korban meninggal dunia. Namun, saat ini petugas masih melakukan penyelidikan lebih lanjut guna menguak kasus tersebut.
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk keperluan visum et repertum. Sedangkan, rumah korban juga dipasangi garis polisi, guna memudahkan penyelidikan.
"Dugaan awalnya, kejadian ini bisa pencurian dengan kekerasan (perampokan) bisa juga pembunuhan. Nanti kami lihat," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SMPN 1 Perak Supriyatno mengaku kaget dengan kejadian yang menimpa korban. Kesehariannya, korban cukup aktif sehingga dipercaya menjadi wakil kepala sekolah.
"Beliau guru matematika, tadi pagi beliau ikut kegiatan sekolah membagikan rapor siswa," kata Supriyatno.
Ia berharap, kejadian yang menimpa almarhumah bisa secepatnya diungkap dan keluarga juga diberikan kesabaran.