Jombang (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, mengusut kematian seorang remaja putri yang diduga menjadi korban perampokan, sebab sepeda motor serta telepon selulernya tidak ditemukan.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jombang AKP Margono Suhendra mengemukakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Korban meninggal berinisial PRA (18) warga Dusun/Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Tubuh korban ditemukan mengambang di aliran sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Jombang.
"Kami dapat laporan ditemukan mayat perempuan. Kami amankan jenazah dan dibawa ke rumah sakit untuk di autopsi," katanya di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan, dari hasil autopsi tersebut ditemukan luka sobek di bagian kepala akibat benda tumpul. Ada juga indikasi benturan di perut yang bisa mengakibatkan kematian.
Namun, ia menyebutkan dari hasil autopsi penyebab kematian pertama adalah karena tenggelam.
Ia menjelaskan, dari hasil autopsi tersebut sebelum korban meninggal tenggelam, masih hidup. Diduga, ia lemas, tidak berdaya kemudian meninggal tenggelam.
Pihaknya masih mengusut kendaraan sepeda motor milik korban serta telepon seluler yang hingga kini masih belum ditemukan.
Polisi sudah memeriksa lima orang saksi yakni dari warga yang menemukan korban pertama kali mengambang di aliran sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, serta rekan sekolah korban.
Ia menjelaskan, korban masih duduk di bangku SMA di Jombang. Kepada keluarga, korban izin hendak COD (cash on delivery/pembayaran tunai di tempat), namun barang apa serta dengan siapa belum ada kejelasan. Korban beralamat di Dusun/Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
"Dari hasil pemeriksaan terhadap keluarga, kemarin korban izin keluar. Tidak menyampaikan bertemu siapa. Korban izin COD dan dari saksi menyebut dia (korban) tidak menghubungi (keluarga) saat keluar," kata dia.
Sementara itu, paman korban Suwari mengatakan kemenakannya itu izin ke hendak COD pada Senin (10/2) sore. Saat itu, ayah korban juga berpesan agar tidak terlalu malam pulang.
Keluarga, kata dia, mulai khawatir sebab telepon seluler korban tidak bisa dihubungi. Keluarga menelepon beberapa kali mulai jam 19.00 WIB namun tetap tidak bisa. Hingga kemudian sekitar jam 01.00 WIB, saat ditelepon tersambung namun tidak diangkat.
"Antara jam 01.00 WIB aktif tapi tidak diangkat sampai begadang. Dan pagi tadi baru ada kabar (temuan jenazah)," ucap dia.
Ia juga tidak paham kemenakannnya itu COD barang apa. Namun, saat keluar ia mengendarai sepeda motor Vario.
Kepala Dusun Pacarpeluk, Widyawanto Adi Chandra mengatakan saat korban ditemukan masih mengenakan baju lengkap yakni baju berwarna jingga, celana leging.
Di tubuh korban juga terdapat bekas luka. Saat korban dinaikkan dari sungai, mulutnya mengeluarkan darah dan busa.
"Ciri-cirinya pakai leging hitam, rambutnya panjang, bajunya warna jingga. Perhiasan kalung, cincin, ada, tidak pakai anting. Kalau kondisi tubuhnya masih belum biru," tutur Adi Chandra.
Hingga kini, polisi masih mengusut kasus tersebut.