Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara resmi membuka wisata kuliner baru, yakni Arabian Street Food (Arasfo) yang merupakan kawasan wisata kuliner menyajikan makanan dan minuman khas Timur Tengah.
Untuk menikmati aneka sajian kuliner khas Timur Tengah di Banyuwangi, Jawa Timur, lokasinya berada di kawasan Kampung Arab, di sepanjang Jalan Bangka, Kelurahan Lateng, Kecamatan Kota Banyuwangi. Arabian Street Food ini dibuka seminggu sekali, yakni hari Kamis mulai pukul 16.00 hingga 21.00 WIB.
"Ini menjadi alternatif wisata kuliner baru di Banyuwangi. Kita bisa menikmati aneka ragam makanan khas Timur Tengah tanpa perlu bingung-bingung lagi," ujar Bupati Azwar Anas usai peresmian wisata kuliner khas Timur Tengah, Arabian Street Food (Arasfo), di Banyuwangi, Kamis.
Dengan adanya kuliner khas Timur Tengah, katanya, akan melengkapi pasar wisata dengan segmentasi khusus yang kini dikembangkan di beberapa titik di Banyuwangi. Seperti Pasar Wit-Witan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, yang menyajikan makanan khas Banyuwangi dan aneka pasar jajanan yang tersebar di berbagai desa.
"Ke depan perlu dikembangkan beragam pasar kuliner khusus lainnya, seperti sentra sea food dan lain sebagainya," ucapnya.
Sajian yang tersedia di Arabian Street Food ini tak kurang dari 126 menu yang terbagi dalam 29 lapak, mulai dari makanan berat seperti nasi kebuli, mandhi, briyani, nasi rempah, nasi kichery, sate, kaldu, gulai, hingga kambing guling. Tak ketinggalan pula tersedia aneka kudapan macam roti maryam, kebab, sambosa, basjia, shawarma, fatira, foul, dan tamis.
Sedangkan untuk minuman, terdapat minuman ala negeri gurun juga tersedia, seperti kopi Arab, naknak, pokak, kopi Turki dan aneka ragam teh. Serta bercampur dengan sajian khas lainnya semacam madu, gandum dan kurma.
Penasehat Arabian Street Food (Arasfo) As'ad Muhammad Nagib mengatakan bahwa semua yang berjualan merupakan warga lokal Kampung Arab Banyuwangi.
Ia menjelaskan, jika para penjual yang ada terbagi dalam dua kategori, ada yang merupakan penjual profesional yang buka setiap hari, dan juga terdiri dari para warga yang memang memiliki kemampuan menyajikan kuliner Timur Tengah, akan tetapi tak membuka warung khusus.
"Perbandingannya, 40 persen yang punya warung khusus dan buka tiap hari, sedangkan yang insedental dan hanya menerima pesanan 60 persen," ujarnya.
Di kawasan Kampung Arab yang menjadi wisata kuliner khas Timur Tengah itu, tak hanya menyajikan kuliner, akan tetapi juga menampilkan beragam tradisi Timur Tengah.