Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak warganya untuk mengurangi sampah plastik, demi menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
"Mari kita bersama-sama membuat janji dengan diri kita sendiri untuk mengurangi sampah plastik. Karena sampah plastik ini sangat berbahaya sekali. Kalau dulu mungkin kita memilih plastik karena gampang. Tapi ternyata sampah plastik ini sudah ditimbun berpuluh-puluh tahun tapi tetap tidak bisa diurai," katanya di Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Wali Kota dalam acara World Cleanup Day (WCD) 2019, yakni gerakan bersih-bersih lingkungan terbesar di dunia dan dilaksanakan serentak mengaku bangga sebab masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini. Acara ini diikuti 157 negara di seluruh dunia.
Di Kota Kediri, kegiatan itu dilakukan serentak di empat lokasi, antara lain area GOR Jayabaya, Hutan Kota Joyoboyo, Kali Kedak dan Kali Kresek. Semua warga dari berbagai unsur ikut serta dalam gerakan bersih lingkungan tersebut.
Dirinya mengatakan keberadaan sampah plastik membahayakan lingkungan. Bahkan palung di laut setelah dicek sudah ada plastiknya.
"Sampah plastik ini juga tidak baik untuk kesehatan kita karena ada turunannya yaitu mikro plastik yang ada di tanah-tanah dan air yang bisa jadi dimakan ikan yang ada di laut dan bahkan mungkin bisa kita minum juga. Oleh karena itu mari kita berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik," tegas dia.
Sebagai komitmen Pemerintah Kota Kediri dalam mengurangi sampah plastik, Mas Abu, sapaan akrabnya juga menyampaikan sedang membuat Perwali tentang sampah plastik.
Selain itu, Mas Abu juga memberikan imbauan kepada para relawan untuk lebih giat lagi dalam mengampanyekan dan mengajak masyarakat agar lebih peduli lingkungan mengingat dampak pencemaran lingkungan saat ini sudah sangat memprihatinkan.
"Sekarang kalau kita lihat atau Bapak/Ibu bisa cek di media sosial banyak anak-anak kecil yang terkena kanker dan tidak tahu apa penyebabnya. Ini sebenarnya petunjuk dari Tuhan bahwa itu adalah indikator bagi kita untuk mengelola daerah kita. Ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah dan harus dilakukan bersama-sama," kata dia.
Dirinya juga berharap kegiatan ini bisa dilakukan secara terus menerus, mengajak masyarakat untuk ikut membersihkan lingkungan.
"Mudah-mudahan gerakan yang kami lakukan ini dilihat oleh seluruh masyarakat dan semua masyarakat harus bisa berkomitmen sama," katanya.
Ia juga mengaku sudah membuat Peraturan Wali Kota terkait sampah plastik yang melarang penggunaan plastik yang sekali pakai di Kota Kediri.
"Jangan lupa kegiatan ini harus kita kampanyekan terus dan edukasikan kepada teman-teman atau saudara atau siapapun," kata Mas Abu.
Wali kota juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh penggiat sampah dan berharap tercapai Kediri Resik , Kediri Apik.
Kegiatan World CleanUp Day 2019 itu diikuti oleh ribuan relawan yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, komunitas, atlet KONI Kediri, paguyuban GOR, pelajar SMP/SMA di Kota Kediri.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DLHKP, Kepala PU, Kepala Disbudparpora serta Ketua KONI Kota Kediri.
Di tempat terpisah, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar juga ikut langsung dalam aksi WCD 2019. Bersama anggota TP PKK, komunitas dan pramuka, wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini mengambil sampah di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Hutan Joyoboyo Kota Kediri.
Bunda Fey mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi konsumsi sampah, terutama sampah plastik. Karena saat ini Indonesia mengalami darurat sampah dan menjadi perhatian dunia.
"Membuang sampah pada tempatnya saja tidak cukup. Langkah yang harus kita lakukan adalah mengurangi konsumsi sampah dari diri kita sendiri. Di awal memang berat namun itu harus kita lakukan," ujarnya.