Surabaya (ANTARA) - Tidak ada lagi kampret dan cebong, tidak ada lagi 01 dan 02, yang ada Garuda Pancasila, semuanya Merah Putih.
Itulah yang terjadi setelah si empunya peran dalam perpolitikan di Tanah Air, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bertemu di stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7).
Usai sudah hingar-bingar, sikut-sikutan, fitnah, dan hoaks hingga saling caci-maki langsung melalui tulisan maupun dunia maya, melalui diplomasi naik MRT dan makan sate.
Ini membuktikan bahwa sang tokoh, Jokowi dan Prabowo adalah negarawan. Bertemu, salaman, saling puji hingga berpelukan di lokasi umum yang banyak disaksikan masyarakat.
Peristiwa tersebut bisa dikatakan kejadian bersejarah dalam perjalanan demokrasi Republik Indonesia yang sebentar lagi memasuki usia ke-74, Kemerdekaan RI.
Pertemuan "rekonsiliasi" tersebut terjadi 15 hari pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilhan Umum (PHPU) yang diajukan pasangan Prabowo-Sandi.
Pertemuan keduanya dinilai penting untuk menyatukan kembali elemen masyarakat yang sempat terpecah saat Pilpres 2019.
Memang masih ada yang pro maupun kontra, sejatinya itulah demokrasi, alam kebebasan yang sudah "ditakdirkan" Negara yang memiliki 17 ribu pulau lebih dan 625 lebih suku bangsa.
Apapun, persatuan harus tetap terjaga di Negara multietnis ini, pembangunan fisik maupun sumber daya manusia berlanjut cukup kencang, sehingga cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2035 tercapai. Insya Allah.....(*)
Diplomasi MRT dan sate
Minggu, 14 Juli 2019 20:31 WIB