Tulungagung (Antaranews Jatim) - RSUD dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur, diproyeksikan telah memiliki kemampuan bedah jantung pada 2023, sebagai pengembangan kapasitas intervensi kardiovaskuler melalui metode katerisasi yang menjadi salah satu produk layanan kesehatan andalan rumah sakit daerah tersebut.
"Semoga (target) 2023 nanti RSUD dr Iskak sudah bisa melakukan tindakan operasi berat (bedah jantung)," kata Direktur RSUD dr Iskak, dr Supriyanto di Tulungagung, Minggu.
Menurut dia, tindakan "by-pass" terhadap pasien jantung dengan kondisi akut biasanya dilakukan tindakan minimal "invasif" dengan metode katerisasi tidak membuahkan hasil.
Tindakan medis berskala berat ini organ jantung pasien harus dibuka dan pembuluh koronernya diganti dengan pembuluh vena.
"Ruang operasinya nanti juga sudah mulai kami siapkan. Karena selain cath lab untuk tindakan intervensi pemasangan ring pada pembuluh jantung berpenghalang karena ada penyumbatan lemak, kamar operasi harus ada tersendiri," ujarnya.
Di Jatim sendiri rumah sakit yang sudah memiliki kemampuan bedah jantung baru ada dua, yaknid di Surabaya dan Malang.
Sementara di Indonesia, seperti penjelasan dr Sunarya Soerianata, baru ada lima lembaga rumah sakit yang memiliki spesialisasi bedah berat untuk penderita jantung.
Padahal, pasien yang masuk daftar tunggu untuk melakukan bedah jantung sangat banyak.
Jumlahnya disebut dr Supriyanto maupun dr Sunarya, mencapai ribuan orang lebih di seluruh Indonesia.
"Di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta saja saat ini daftar tunggunya mencapai tujuh bulan," kata dr Sunarya.
Akibatnya, banyak kasus pasien jantung yang sudah masuk daftar antrian meninggal sebelum naik ke meja operasi.
Dr Sunarya berharap, suatu saat, meski bukan lembaga semacam Univesitas Tulungagung, tapi RSUD dr Iskak Tulungagung bisa menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang terstruktur, formal, untuk mencetak dokter-dokter ahli jantung yang mumpuni dan mandiri melakukan prosedur.
"Sekarang ini merekrut dokter jantung tidak sesulit dulu. Karena dokter jantung sekarang sudah lulus dalam usia muda, mereka akan senang jika diundang (direkrut)," ujarnya.
Supriyanto menambahkan, saat ini RSUD dr Iskak sudah membuat cetak biru pengembangan rumah sakit daerah itu sampai 25 tahun ke depan, mulai dari sarana-parasarana, SDM maupun faktor pendukung lain.
"Kami berharap cetak biru program layanan kesehatan di RSUD ini nantinya bisa diperdakan, sehingga jika nanti direktur ganti, kepala daerah ganti, tapi program untuk rakyat harus tetap berjalan dan berkelanjutan (sustain)," kata dr Supriyanto. (*)
RSUD Tulungagung Proyeksikan Kemampuan Bedah Jantung pada 2023
Minggu, 17 Februari 2019 22:47 WIB
"Kami berharap cetak biru program layanan kesehatan di RSUD ini nantinya bisa diperdakan, sehingga jika nanti direktur ganti, kepala daerah ganti, tapi program untuk rakyat harus tetap berjalan dan berkelanjutan (sustain)," kata dr Supriyanto.