Probolinggo (Antaranews Jatim) - Festival musik tradisional Ronjengan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi penanda semarak selamatan Desa Krejengan dalam menyambut pergantian tahun baru Islam atau 1 Muharram 1440 Hijriah di wilayah setempat.
"Kami berharap seni tradisional Ronjengan itu bisa menjadi ikon Kecamatan Krejengan sekaligus Kabupaten Probolinggo karena merupakan salah satu budaya warga masyarakat Kabupaten Probolinggo," kata Kepala Desa Krejengan Nurul Huda di Probolinggo, Senin.
Ia mengatakan pemerintah Desa Krejengan bersama segenap elemen masyarakatnya bersepakat untuk gencar dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia, namun tidak akan pernah melupakan dan menghilangkan sejarah dan budaya lokal untuk menjaga kelestarian tradisi desa setempat.
"Tahun ini kami berencana membuat sebuah taman desa dan akan kami upayakan disertai monumen Ronjengan untuk menandai adanya semangat baru dan mewujudkan Krejengan desa yang berbudaya," katanya.
Peneliti Budaya Dewan Kesenian Probolinggo (Dekapro) Siman sangat mengapresiasi semangat masyarakat Desa Krejengan untuk menghidupkan kembali seni budaya lokal yang hampir punah dan digelar menjelang Tahun Baru Hijriah.
"Sesuai dengan keinginan pemerintah bahwa kami akan kembali ke karakter bangsa yakni budaya itu adalah benar-benar budaya yang baik karena menanamkan moral yang sesuai dengan kepribadian bangsa," ujarnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang masih mau menindaklanjuti dan memelihara budaya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia karena budaya lokal itu adalah budaya bangsa yang arif dan mengutamakan nilai spiritual, akhlak dan budi pekerti luhur.
"Budaya lokal seperti itulah yang akan menangkis segala pengaruh negatif budaya barat yang masuk ke Indonesia," katanya, menambahkan.(*)
Festival Ronjengan di Probolinggo Sambut Tahun Baru Islam
Senin, 10 September 2018 22:37 WIB
Tahun ini kami berencana membuat sebuah taman desa dan akan kami upayakan disertai monumen Ronjengan untuk menandai adanya semangat baru dan mewujudkan Krejengan desa yang berbudaya